Courtesy of YahooFinance
Emas Melonjak, Bitcoin Terjungkal: Apakah Strategi ‘Debasement Trade’ Masih Valid?
Mengupas perkembangan terbaru dalam strategi investasi "debasement trade" yang mempertimbangkan emas dan Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan mata uang fiat, serta menilai apakah Bitcoin masih layak dianggap sebagai safe haven di tengah dinamika pasar yang berubah cepat.
16 Okt 2025, 17.44 WIB
151 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Emas kembali diakui sebagai aset yang lebih stabil dan aman dibandingkan Bitcoin dalam konteks ketidakpastian ekonomi.
- Koreksi harga Bitcoin menunjukkan bahwa investor mungkin melihatnya lebih terkait dengan aset berisiko lainnya daripada sebagai pelindung inflasi.
- Strategi perdagangan debasemen masih relevan, namun ada pertanyaan tentang peran Bitcoin di dalamnya seiring dengan performa emas yang kuat.
New York, Amerika Serikat - Strategi investasi yang disebut "debasement trade" telah menjadi populer di kalangan investor yang membeli aset keras seperti emas dan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap pelemahan mata uang fiat. Namun, peristiwa "Black Friday Crypto Crash" pada 10 Oktober lalu menghapus lebih dari 19 miliar dolar Amerika dari posisi yang menggunakan leverage dan menyebabkan harga Bitcoin terjun bebas, sementara emas justru mencapai rekor tertinggi di atas 4.000 dolar per ons.
Keprihatinan terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global, serta kekhawatiran akan independensi Federal Reserve, mendorong investor beralih ke aset keras. Dalam konteks ini, analis JPMorgan menciptakan istilah "debasement trade" untuk menggambarkan tren tersebut. Namun, perbedaan kinerja Bitcoin dan emas yang nyata membuat banyak pihak meragukan apakah Bitcoin masih layak disebut sebagai aset safe haven sejati.
Peter Schiff, seorang skeptis Bitcoin yang berpengalaman, mengkritik Bitcoin yang dianggapnya mengikuti pola aset berisiko dan bukan penyimpan nilai yang aman seperti emas. Ia menyoroti bahwa dunia sedang beralih dari standar dolar kembali ke standar emas. Sebaliknya, para pendukung Bitcoin seperti CEO Tether Paolo Ardoino tetap optimistis bahwa kedua aset itu akan berperan penting sebagai penyimpan nilai jangka panjang dan pelindung risiko mata uang fiat.
Menurut data on-chain, korelasi antara Bitcoin dan emas sedang meningkat, mengindikasikan adanya investor yang tetap menempatkan kedua aset tersebut secara bersamaan dalam portofolio untuk mendapatkan perlindungan dari inflasi. Akan tetapi, sejumlah analis mengingatkan bahwa tekanan pada pasar dan risiko likuiditas dari perusahaan yang memiliki Bitcoin sebagai aset cadangan dapat menyebabkan penurunan harga lebih lanjut.
Kesimpulannya, meskipun ada narasi dan harapan besar terhadap Bitcoin sebagai emas digital, emas tetap memiliki keunggulan historis dan kepercayaan institusional yang kuat. Perkembangan selanjutnya akan sangat bergantung pada bagaimana investor menilai risiko dan peluang dalam aset digital versus aset tradisional ini, terutama di tengah ketidakpastian makroekonomi saat ini.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/gold-rises-bitcoin-falls-debasement-104457103.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/gold-rises-bitcoin-falls-debasement-104457103.html
Analisis Ahli
Peter Schiff
"Bitcoin bukan aset safe haven karena mengikuti perilaku aset berisiko, sedangkan emas tetap menjadi pilihan utama dalam sistem moneter yang beralih dari standar dolar ke emas."
Paolo Ardoino
"Bitcoin dan emas tetap relevan dan akan bertahan lebih lama daripada mata uang manapun sebagai penyimpan nilai jangka panjang."
Ki Young Ju
"Korelasi yang meningkat antara Bitcoin dan emas menunjukkan bahwa narasi Bitcoin sebagai 'emas digital' dan lindung nilai inflasi masih hidup."
Analisis Kami
"Meskipun Bitcoin menawarkan inovasi dalam dunia aset digital dengan likuiditas dan portabilitas tinggi, ketidakstabilannya yang drastis membuatnya belum sepenuhnya bisa menggantikan peran emas sebagai tempat berlindung dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Investor yang bijak harus mempertimbangkan portofolio yang seimbang antara emas yang mapan dan Bitcoin yang spekulatif untuk mengelola risiko inflasi dan fluktuasi pasar secara efektif."
Prediksi Kami
Ke depan, volatilitas Bitcoin yang tinggi kemungkinan akan menyebabkan sebagian investor kembali ke emas sebagai aset safe haven utama, meskipun peran Bitcoin sebagai aset digital yang mudah dipindahkan dan memiliki pasokan terbatas tetap menarik untuk investor jangka panjang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan perdagangan debasemen?A
Perdagangan debasemen adalah strategi investasi yang melibatkan aset keras seperti emas dan Bitcoin untuk melindungi nilai dari penurunan mata uang fiat.Q
Mengapa emas mencatat rekor tertinggi baru-baru ini?A
Emas mencatat rekor tertinggi karena meningkatnya kekhawatiran tentang inflasi dan ketidakpastian ekonomi, mendorong investor mencari aset sebagai pelindung.Q
Apa alasan skeptisisme Peter Schiff terhadap Bitcoin?A
Peter Schiff skeptis terhadap Bitcoin karena ia percaya bahwa Bitcoin tidak berfungsi sebagai penyimpan nilai yang aman seperti emas dan lebih terkait dengan aset berisiko lainnya.Q
Bagaimana pandangan Paolo Ardoino tentang Bitcoin dan emas?A
Paolo Ardoino berpendapat bahwa Bitcoin dan emas akan tetap relevan sebagai penyimpan nilai jangka panjang dan dapat saling melengkapi dalam portofolio investasi.Q
Apa yang terjadi pada posisi terleveraged Bitcoin pada tanggal 10 Oktober?A
Pada tanggal 10 Oktober, lebih dari $19 miliar dalam posisi terleveraged Bitcoin terhapus, menyebabkan penurunan harga Bitcoin yang signifikan.