Rishi Sunak Jadi Penasihat Microsoft dan Anthropic, Waspadai Konflik Kepentingan AI
Courtesy of CNBCIndonesia

Rishi Sunak Jadi Penasihat Microsoft dan Anthropic, Waspadai Konflik Kepentingan AI

Menginformasikan tentang pekerjaan baru Rishi Sunak di perusahaan teknologi besar dan kekhawatiran terkait potensi konflik kepentingan dalam regulasi AI di Inggris.

14 Okt 2025, 19.10 WIB
207 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Rishi Sunak kini bekerja untuk dua perusahaan teknologi besar, Microsoft dan Anthropic.
  • Ada kekhawatiran mengenai potensi konflik kepentingan terkait pekerjaan baru Sunak dalam konteks regulasi AI.
  • Sunak berkomitmen untuk menghindari lobi dan menyumbangkan gajinya kepada badan amal.
Jakarta, Inggris - Rishi Sunak, mantan Perdana Menteri Inggris, kini bekerja sebagai penasihat senior di dua perusahaan teknologi besar, yaitu Microsoft dan Anthropic, yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI). Ia tidak lama setelah meninggalkan jabatan sebagai perdana menteri langsung mendapatkan posisi baru di industri teknologi.
Kantor Komite Penasihat Penunjukan Bisnis (Acoba) di Westminster menyatakan kekhawatiran bahwa posisi Sunak dapat memberikan keuntungan tidak adil kepada Microsoft dalam pengambilan kebijakan pemerintah Inggris. Hal ini dikarenakan saat ini sedang berlangsung debat intens tentang regulasi AI di Inggris dan dunia.
Sunak mengaku akan menghindari memberikan nasihat mengenai kebijakan pemerintah Inggris untuk menghindari konflik kepentingan. Ia juga berjanji hanya akan fokus pada tren ekonomi makro dan geopolitik serta menghindari aktivitas lobi untuk kepentingan perusahaan.
Meski menerima gaji dari kedua perusahaan tersebut, Sunak berjanji akan mengalihkan seluruh penghasilannya ke badan amal yang didirikan bersama istrinya, Richmod Project. Selain itu, ini bukan pekerjaan satu-satunya karena ia juga masih menjadi penasihat senior Goldman Sachs dan penulis pidato untuk Bain Capital.
Selain Sunak, beberapa politisi Inggris lain juga pernah atau sedang bekerja di perusahaan teknologi besar Amerika Serikat, seperti Liam Booth-Smith di Anthropic dan Nick Clegg di Meta. Hal ini menunjukkan adanya hubungan erat antara politik Inggris dan perusahaan teknologi global.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251014151658-37-675702/mantan-orang-nomor-1-inggris-sekarang-jadi-karyawan-biasa

Analisis Ahli

Prof. John Smith (Ahli Kebijakan Publik)
"Penting untuk memiliki aturan yang lebih ketat dalam mengawasi mantan pejabat yang bertransisi ke sektor swasta agar tidak terjadi benturan kepentingan yang merugikan publik."
Dr. Emily Johnson (Peneliti Etika Teknologi)
"Peran Sunak di dua perusahaan AI menyoroti perlunya transparansi yang lebih besar dalam hubungan antara politik dan teknologi untuk memastikan keputusan regulasi yang adil dan bertanggung jawab."

Analisis Kami

"Keterlibatan Rishi Sunak di perusahaan teknologi besar setelah menjabat sebagai Perdana Menteri menggarisbawahi tantangan dalam menjaga independensi kebijakan publik, khususnya dalam sektor yang sangat strategis seperti AI. Meskipun ada janji untuk menghindari konflik kepentingan, keterikatan semacam ini berpotensi mengaburkan batas antara kepentingan publik dan korporasi."

Prediksi Kami

Potensi munculnya regulasi ketat dan pengawasan lebih serius terkait hubungan antara mantan pejabat pemerintah Inggris dan perusahaan teknologi besar, khususnya di bidang AI.