Courtesy of CNBCIndonesia

Ammar Zoni Gunakan Aplikasi Zangi untuk Transaksi Narkoba di Rutan Salemba

Memberikan informasi terkait kasus peredaran narkoba yang melibatkan Ammar Zoni serta penggunaan aplikasi Zangi sebagai alat komunikasi yang aman dalam transaksi narkoba di dalam Rutan Salemba, serta menyoroti tingkat keamanan aplikasi dan dampaknya bagi pengawasan di lapas.

10 Okt 2025, 14.25 WIB

71 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Ammar Zoni terlibat dalam kasus peredaran narkoba di Rutan Salemba.
Aplikasi Zangi digunakan untuk komunikasi dalam transaksi narkoba karena keamanannya.
Kasus ini menunjukkan adanya tantangan dalam pengawasan narkoba di lingkungan rutan.

Jakarta, Indonesia - Mantan artis Ammar Zoni kembali terlibat kasus narkoba di dalam Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Ia bersama lima tersangka lain tertangkap basah melakukan transaksi narkotika yang melibatkan sabu dan tembakau sintetis. Kasus ini mengundang perhatian karena Ammar menggunakan aplikasi pesan bernama Zangi sebagai alat komunikasi dalam menjalankan aksinya.

Zangi adalah sebuah aplikasi pesan yang mirip dengan WhatsApp atau Telegram, tetapi berbeda karena tidak memerlukan nomor telepon atau kontak pribadi saat mendaftar. Aplikasi ini menawarkan tingkat keamanan yang tinggi dengan enkripsi tingkat militer sehingga pesan dan panggilan yang dikirim dijamin aman dari pihak ketiga.

Pihak Rutan Salemba mencurigai gerak-gerik Ammar dan para tersangka sehingga melakukan penggeledahan di kamar tahanan mereka. Dari penggeledahan tersebut, ditemukan barang bukti narkoba yang kemudian para tersangka dibawa ke polisi untuk diperiksa lebih lanjut sesuai dengan undang-undang narkotika yang berlaku.

Kasus ini bukan yang pertama bagi Ammar Zoni terkait masalah narkoba. Ia sudah terlibat dalam empat kasus serupa sebelumnya, termasuk penangkapan terakhirnya pada Desember 2023. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pembinaan di dalam rutan dan bagaimana narkoba masih bisa masuk dan diedarkan di sana.

Penggunaan aplikasi dengan enkripsi tinggi seperti Zangi untuk melakukan komunikasi ilegal menimbulkan tantangan besar bagi pihak berwenang dalam mengawasi aktivitas narapidana. Kasus ini menjadi alarm untuk memperkuat sistem pengawasan dan meninjau ulang penggunaan teknologi komunikasi di lingkungan pemasyarakatan.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251010140138-37-674762/aplikasi-zinga-dipakai-edarkan-narkoba-lebih-canggih-dari-whatsapp

Analisis Ahli

Dr. Rahmat Hidayat (Ahli Kriminologi)

"Penggunaan aplikasi pesan terenkripsi di dalam lembaga pemasyarakatan memperlihatkan kebutuhan mendesak akan teknologi pengawasan yang lebih cerdas dan terintegrasi, agar keseimbangan antara privasi dan keamanan dapat dijaga."

Prof. Sari Dewi (Pengamat Teknologi Informasi)

"Aplikasi seperti Zangi memang menawarkan privasi tinggi, namun tanpa mekanisme verifikasi identitas yang ketat, aplikasii ini rentan disalahgunakan, terutama oleh pelaku kejahatan yang beroperasi dalam jaringan tertutup seperti rutan."

Analisis Kami

"Kasus ini menunjukkan betapa canggihnya pelaku kriminal dalam memanfaatkan teknologi modern untuk melancarkan aksinya, bahkan di lingkungan yang semestinya sangat terbatas aksesnya seperti rutan. Sistem keamanan aplikasi yang tinggi memang menguntungkan privasi pengguna, tetapi tanpa pengawasan yang tepat justru menjadi celah bagi penyalahgunaan yang merugikan masyarakat luas."

Prediksi Kami

Penggunaan aplikasi pesan dengan sistem keamanan tinggi seperti Zangi kemungkinan akan semakin diawasi ketat oleh aparat agar tidak digunakan untuk aktivitas ilegal, serta akan memicu pengembangan sistem pengawasan komunikasi yang lebih canggih di dalam institusi pemasyarakatan.