Courtesy of YahooFinance
Kembalinya Donald Trump sebagai presiden AS telah memberikan dampak negatif pada pasar saham China yang bernilai Rp 164.45 quadriliun ($10 triliun) . Meskipun demikian, beberapa manajer investasi tetap optimis bahwa pemerintah China akan memberikan stimulus untuk mengatasi ancaman tarif dari Trump. Mereka percaya bahwa fokus kebijakan pada tahun 2025 akan lebih pada peningkatan konsumsi, yang dapat membuka peluang investasi meskipun ada tekanan dari potensi perang dagang. Meskipun pasar saham mengalami penurunan, indeks CSI 300 masih mencatatkan kenaikan lebih dari 12% tahun ini.
Beberapa analis melihat tanda-tanda positif dalam ekonomi China, seperti pertumbuhan penjualan ritel yang tercepat dalam delapan bulan terakhir. Mereka berpendapat bahwa struktur ekonomi China telah berubah dan kini lebih mampu menghadapi potensi perang dagang dibandingkan tahun 2017. Meskipun ada kekhawatiran terkait tarif yang mungkin diberlakukan oleh Trump, banyak investor percaya bahwa pemerintah China tidak akan membiarkan pasar saham hancur dan akan lebih aktif mendukung konsumsi di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak kembalinya Donald Trump terhadap pasar saham China?A
Kembalinya Donald Trump telah menciptakan ketidakpastian di pasar saham China, tetapi beberapa manajer uang tetap optimis.Q
Bagaimana kebijakan stimulus China mempengaruhi investor?A
Kebijakan stimulus China diharapkan dapat mendukung pasar saham meskipun ada ancaman tarif dari AS.Q
Apa yang diharapkan oleh para investor terkait konsumsi di China pada tahun 2025?A
Para investor berharap bahwa kebijakan yang mendukung konsumsi akan diperkenalkan menjelang pertemuan tahunan legislatif di China.Q
Mengapa beberapa investor tetap optimis meskipun ada ketidakpastian tarif?A
Beberapa investor percaya bahwa struktur ekonomi China telah berubah dan lebih mampu menghadapi perang dagang dibandingkan tahun 2017.Q
Apa yang dikatakan para ahli tentang peran kebijakan domestik dalam pasar saham?A
Para ahli menyatakan bahwa kebijakan domestik akan menjadi pendorong utama kinerja pasar saham, lebih dari pengaruh AS.