Courtesy of CNBCIndonesia
China Luncurkan Visa Baru untuk Tarik Talenta Muda Sains dan Teknologi Global
Memberikan informasi tentang program visa K baru dari China yang dirancang untuk menarik talenta global di bidang sains dan teknologi dengan kemudahan imigrasi, sebagai alternatif bagi WNI dan talenta global yang mencari peluang kerja di luar negeri.
01 Okt 2025, 19.30 WIB
214 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- China meluncurkan program visa K untuk menarik talenta global di bidang sains dan teknologi.
- Kebijakan visa baru China berfungsi sebagai alternatif bagi talenta yang terhalang oleh kebijakan visa mahal di AS.
- Visa K menawarkan kemudahan dalam proses imigrasi dan tidak memerlukan undangan dari pemberi kerja.
Jakarta, Indonesia - China baru saja meluncurkan program visa baru bernama visa K, yang bertujuan menarik talenta muda di bidang sains dan teknologi dari seluruh dunia. Program ini dibuat untuk memudahkan para ahli dan profesional muda agar dapat bekerja di China tanpa harus melalui proses yang rumit seperti sebelumnya.
Salah satu keunggulan visa K adalah tidak membutuhkan surat undangan dari perusahaan atau institusi di China. Selain itu, visa ini menawarkan banyak fleksibilitas dalam hal jumlah masuk ke negara tersebut, masa berlaku visa, dan lamanya izin tinggal, sehingga memberikan kebebasan lebih besar bagi pemegang visa.
Peluncuran visa K ini berangkat dari strategi China untuk mengalahkan dominasi Amerika Serikat dalam bidang teknologi dan sains. Sementara itu, Amerika Serikat baru-baru ini menaikkan biaya visa kerja H-1B hingga USRp 1.64 juta ($100.000) , yang membuat banyak talenta internasional terkendala untuk bekerja di AS.
Visa K ini memungkinkan para pemegangnya untuk terlibat dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, budaya, teknologi, dan kewirausahaan. Meski persyaratan spesifik seperti usia dan pengalaman kerja belum diumumkan secara rinci, visa ini ditargetkan untuk para talenta muda yang memiliki keahlian di bidang teknologi.
Dengan kondisi ini, banyak talenta muda global, termasuk warga Indonesia, dapat mempertimbangkan China sebagai tempat kerja baru yang menjanjikan. Sementara itu, kebijakan visa yang lebih murah dan fleksibel akan membantu China mempercepat kemajuan teknologinya secara global.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251001153145-37-671978/wni-kabur-ke-china-makin-gampang-xi-jinping-buka-pintu-lebar-lebar
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251001153145-37-671978/wni-kabur-ke-china-makin-gampang-xi-jinping-buka-pintu-lebar-lebar
Analisis Ahli
Analisis Kami
"Langkah China ini sangat strategis dalam mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh kebijakan visa ketat AS, terutama terhadap talenta muda yang sangat dibutuhkan di sektor teknologi. Namun, keberhasilan program visa K sangat bergantung pada implementasi regulasi yang jelas dan transparan, serta daya saing lingkungan kerja di China yang juga harus diperhatikan."
Prediksi Kami
Dengan kemudahan dan fleksibilitas visa K, banyak talenta muda global, termasuk dari Indonesia, kemungkinan akan lebih memilih bekerja dan berkarir di China, sehingga mempercepat kemajuan teknologi China dan melemahkan dominasi AS dalam industri teknologi global.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan dari program visa K yang diluncurkan oleh China?A
Tujuan dari program visa K adalah untuk menarik talenta global di bidang sains dan teknologi untuk bekerja di China.Q
Bagaimana kebijakan visa kerja di AS berbeda dengan program baru China?A
Kebijakan visa kerja di AS, khususnya visa H-1B, menetapkan biaya yang sangat tinggi, sementara program baru China mempermudah proses imigrasi.Q
Siapa yang dapat mengajukan visa K?A
Visa K dapat diajukan oleh talenta sains dan teknologi muda global, meskipun syarat spesifik belum diuraikan secara detail.Q
Apa saja sektor pekerjaan yang dapat diakses oleh pemegang visa K?A
Pemegang visa K dapat terlibat dalam berbagai sektor pekerjaan seperti pendidikan, budaya, sains dan teknologi, serta kewirausahaan.Q
Mengapa kebijakan visa H-1B di AS dianggap mahal dan menyulitkan?A
Kebijakan visa H-1B di AS dikenakan biaya hingga US$100.000, yang membuatnya sulit diakses oleh banyak talenta global.