Courtesy of InterestingEngineering
Peneliti telah berhasil menciptakan sel punca tikus yang dapat berkembang menjadi tikus hidup menggunakan bahan genetik dari choanoflagellates, organisme bersel tunggal yang lebih tua dari hewan. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang asal-usul sel punca dan menunjukkan hubungan evolusi yang dalam antara hewan dan kerabat uniseluler mereka. Tim peneliti menemukan bahwa choanoflagellates memiliki versi gen Sox dan POU yang penting untuk kemampuan sel punca, yang sebelumnya dianggap hanya ada pada hewan. Dengan mengganti gen Sox2 pada sel tikus dengan versi dari choanoflagellate, mereka berhasil mengubah sel tersebut menjadi keadaan pluripoten, yang berarti sel tersebut dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel.
Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang evolusi, tetapi juga berpotensi merevolusi pengobatan regeneratif. Memahami bagaimana gen kuno ini memungkinkan pluripotensi dapat membuka jalan baru untuk meningkatkan terapi sel punca dan teknik reprogramming sel. Dengan mempelajari akar genetik ini, para peneliti berharap dapat menciptakan versi sintetis dari gen tersebut yang lebih efektif daripada gen hewan asli, yang dapat membantu dalam pengobatan penyakit atau kerusakan jaringan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications.