Courtesy of Axios
Mike Gallagher, kepala pertahanan Palantir, mengingatkan bahwa Amerika Serikat tidak boleh merasa puas diri dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI) melawan China. Ia menyatakan bahwa menggunakan perangkat lunak dan AI untuk mengotomatiskan proses dapat membantu Departemen Pertahanan mengalokasikan sumber daya ke kemampuan militer yang lebih penting. Gallagher juga mengkhawatirkan bahwa perselisihan politik dapat menghambat inovasi yang diperlukan untuk modernisasi militer, terutama di tengah tantangan yang dihadapi di Eropa Timur, Timur Tengah, dan Indo-Pasifik.
Gallagher menekankan pentingnya menarik bakat terbaik untuk bekerja di pemerintahan dan industri swasta agar AS tetap unggul dalam bidang AI. Ia percaya bahwa banyak pemuda yang ingin bekerja untuk perusahaan seperti Palantir yang mendukung militer AS. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa meskipun ada persaingan dengan China, penting bagi kedua negara untuk menemukan kesepakatan mengenai keselamatan AI, meskipun saat ini pemahaman tentang pendekatan masing-masing negara masih kurang.