Courtesy of Wired
Di Venezuela, situasi politik di bawah kepemimpinan Nicolás Maduro semakin memburuk setelah ia terpilih kembali dalam pemilihan yang dianggap curang. Banyak warga Venezuela melakukan protes menentang pemerintah dan lebih dari satu juta orang melarikan diri dari negara tersebut akibat krisis ekonomi yang parah. Pemerintahan Trump berusaha keras untuk menggulingkan Maduro, bahkan mempertimbangkan opsi militer. Dalam sebuah pertemuan di PBB, Trump menyebut situasi di Venezuela sebagai "tragedi kemanusiaan" dan memberlakukan sanksi baru terhadap orang-orang dekat Maduro. Sebagai balasan, Maduro menyatakan bahwa negaranya adalah korban agresi dari Amerika Serikat.
Pada tahun 2019, pemimpin oposisi Juan Guaidó mengumumkan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela dengan dukungan dari AS. Namun, meskipun ada upaya dari CIA untuk menggulingkan Maduro melalui serangan siber dan kampanye pro-demokrasi, hasilnya tidak memuaskan. Banyak rencana yang gagal, termasuk operasi untuk mendukung Guaidó dan sabotase terhadap angkatan bersenjata Venezuela. Ketika pemerintahan Biden mengambil alih, mereka mencoba bernegosiasi dengan Maduro untuk pemilihan yang adil, tetapi Maduro melanggar kesepakatan tersebut. Saat ini, meskipun ada ketidakpuasan di dalam negeri, kekuasaan Maduro tampaknya masih aman.