Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Kejahatan siber terus meningkat dengan kerugian yang signifikan.
- Modus penipuan yang sederhana masih menjadi ancaman besar bagi banyak orang.
- Laporan dari FBI menunjukkan pentingnya melaporkan kejahatan siber untuk memahami skala masalah ini.
Jakarta, Indonesia - Kejahatan siber menjadi ancaman serius di seluruh dunia, dengan banyak orang menjadi korban penipuan melalui berbagai modus. FBI melaporkan bahwa kerugian akibat kejahatan siber global mencapai USRp 263.12 triliun ($16 miliar) sepanjang tahun 2024, meningkat sepertiga dibandingkan tahun sebelumnya.
Kerugian terbesar berasal dari penipuan dengan teknologi minim, seperti penipu yang menyamar sebagai investor atau email palsu yang meminta transfer dana besar. Modus penipuan lainnya termasuk dukungan teknis palsu dan hubungan romantis yang menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dolar AS.
FBI menerima hampir 860.000 laporan penipuan sepanjang tahun 2024, namun angka ini mungkin lebih kecil dari kenyataan di lapangan. Laporan datang dari berbagai belahan dunia, meskipun mayoritas berasal dari Amerika Serikat. Kerugian dari kejahatan siber sulit dikalkulasi secara akurat, tetapi laporan FBI adalah salah satu yang paling komprehensif.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilaporkan oleh FBI mengenai kejahatan siber di tahun 2024?A
FBI melaporkan bahwa kejahatan siber global mencatat kerugian sebesar US$16 miliar sepanjang tahun 2024.Q
Modus penipuan apa yang paling umum terjadi menurut laporan tersebut?A
Modus penipuan yang paling umum termasuk penipuan investasi bodong dan email palsu yang meminta transfer dana.Q
Berapa total kerugian yang diakibatkan oleh kejahatan siber pada tahun 2024?A
Total kerugian yang diakibatkan oleh kejahatan siber pada tahun 2024 adalah sebesar US$16 miliar.Q
Apa saja jenis penipuan yang disebutkan dalam laporan FBI?A
Jenis penipuan yang disebutkan termasuk dukungan teknis, hubungan romantis, dan penipuan investasi.Q
Mengapa angka kerugian dari kejahatan siber sulit untuk dihitung?A
Angka kerugian sulit dihitung karena banyak penipuan, seperti ransomware, tidak dilaporkan ke FBI.