Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Adopsi AI dapat menyebabkan penurunan produktivitas jangka pendek sebelum memberikan manfaat jangka panjang.
- Tesla menghadapi tantangan dalam pertumbuhan pengiriman dan margin kotor, yang mempengaruhi penilaian sahamnya.
- OpenAI sedang dalam proses transisi ke model profit dan mencari pendanaan besar untuk mencapai tujuan ambisiusnya.
Artikel ini membahas posisi Tesla, Inc. (NASDAQ:TSLA) dalam konteks berita dan pembaruan terbaru tentang kecerdasan buatan (AI). Sebuah studi yang dipresentasikan di konferensi Bank Sentral Eropa menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi AI awalnya mengalami penurunan produktivitas setelah mengganti pekerja manusia dengan robot. Namun, penulis studi tersebut, Kristina McElheran, menjelaskan bahwa meskipun ada kesulitan di awal, perusahaan-perusahaan ini akhirnya dapat meningkatkan kinerja mereka dalam penjualan, produktivitas, dan lapangan kerja seiring waktu.
Sementara perusahaan tradisional berlomba-lomba mengadopsi AI, perusahaan AI seperti OpenAI juga berusaha untuk meningkatkan penelitian dan alat mereka. OpenAI baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengumpulkan dana sebesar Rp 657.80 triliun ($40 miliar) dengan dukungan dari SoftBank Group, yang akan meningkatkan valuasi mereka menjadi Rp 4.93 quadriliun ($300 miliar) . Namun, ada syarat bahwa OpenAI harus beralih menjadi perusahaan yang mencari keuntungan pada akhir tahun ini.
Tesla, yang merupakan perusahaan otomotif dan energi bersih, menggunakan AI dalam teknologi mengemudi otonomnya. Meskipun ada potensi investasi yang besar, Wells Fargo memberikan peringkat "Underweight" pada saham Tesla karena beberapa faktor negatif yang mempengaruhi pertumbuhannya. Secara keseluruhan, Tesla berada di peringkat ketujuh dalam daftar pembaruan dan peringkat AI, dan ada saham AI lain yang dianggap lebih menjanjikan untuk investasi.