Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Investor obligasi menunjukkan minat yang tinggi pada obligasi jangka pendek di tengah ekspektasi inflasi yang meningkat.
- Yield obligasi jangka panjang telah meningkat, menciptakan perbedaan yang signifikan dengan yield obligasi jangka pendek.
- Data inflasi yang akan dirilis diharapkan tetap tinggi, yang dapat mempengaruhi kebijakan Federal Reserve ke depan.
Investor obligasi sedang mempengaruhi pasar Treasury dengan harapan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan inflasi yang lebih cepat. Mereka lebih memilih obligasi jangka pendek meskipun imbal hasilnya semakin rendah, sementara imbal hasil obligasi jangka panjang justru meningkat. Data yang akan dirilis pada hari Jumat diharapkan menunjukkan bahwa inflasi masih tinggi, dengan imbal hasil obligasi 30 tahun yang lebih tinggi hampir 60 basis poin dibandingkan dengan obligasi 5 tahun, yang merupakan selisih terbesar sejak September.
Minggu ini, ada banyak data ekonomi yang akan dirilis, termasuk laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi untuk bulan Februari. Para ekonom memperkirakan inflasi akan tetap di 2,5%, sementara inflasi inti (tanpa makanan dan energi) diperkirakan meningkat menjadi 2,7%. Selain itu, ada juga lelang obligasi Treasury yang akan berlangsung, dengan total Rp 3.01 quadriliun ($183 miliar) untuk obligasi jangka dua, lima, dan tujuh tahun.