Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Ketegangan perdagangan global dapat menyebabkan ketidakpastian di pasar saham.
- Federal Reserve mungkin perlu mengambil tindakan jika kondisi ekonomi memburuk.
- Investor harus waspada terhadap dampak kebijakan tarif terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Pada hari Kamis, pasar saham global mengalami penjualan besar-besaran setelah Presiden AS Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif tinggi pada barang-barang dari Eropa, seperti anggur dan minuman keras. Hal ini membuat investor panik dan beralih ke aset yang lebih aman seperti obligasi AS, dolar, dan emas, yang harganya melonjak mendekati Rp 49.34 juta ($3,000) per ons. Indeks saham utama seperti Nasdaq dan S&P 500 mengalami penurunan signifikan, dengan Nasdaq turun 15% dari puncaknya pada bulan Desember.
Selain masalah perdagangan, investor juga khawatir tentang kemungkinan penutupan sebagian pemerintah AS jika para pembuat undang-undang tidak mencapai kesepakatan anggaran. Meskipun ada spekulasi bahwa Federal Reserve (bank sentral AS) mungkin akan menurunkan suku bunga untuk mendukung pasar, banyak analis percaya bahwa mereka akan menunggu sampai kerugian di pasar saham menjadi lebih parah sebelum bertindak. Saat ini, pasar saham telah kehilangan nilai sekitar Rp 82.22 quadriliun ($5 triliun) dalam waktu kurang dari sebulan, dan ketidakpastian ini dapat berdampak pada ekonomi secara keseluruhan.