Courtesy of TechCrunch
Ikhtisar 15 Detik
- Kasus penipuan ini menunjukkan tantangan dalam pengawasan ekspor teknologi tinggi.
- Peran Singapura dan Malaysia dalam rantai pasokan chip Nvidia menjadi sorotan.
- Pentingnya regulasi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan teknologi dalam konteks geopolitik.
Seorang hakim di Singapura memberikan jaminan kepada tiga pria yang diduga menipu pemasok komputer server yang mungkin mengandung chip Nvidia yang terpengaruh oleh aturan ekspor AS. Mereka dituduh menyelundupkan chip Nvidia dan melakukan penipuan terhadap perusahaan Dell dan Super Micro dengan menyatakan lokasi server yang salah. Total transaksi yang terlibat mencapai sekitar Rp 6.41 triliun ($390 juta) , dan server-server tersebut awalnya disediakan oleh perusahaan Singapura sebelum dipindahkan ke Malaysia.
Dua pria asal Singapura mendapatkan jaminan sebesar SRp 13.16 juta ($800.000) dan SRp 9.87 juta ($600.000) , sementara pria ketiga yang merupakan warga negara China mendapatkan jaminan sebesar SRp 16.45 miliar ($1 juta) . Jika mereka dibebaskan, mereka tidak boleh pergi ke bandara atau pos perbatasan, dan tidak boleh membahas kasus ini. Selain itu, pria asal China harus mengenakan alat pemantau elektronik. Kasus ini menarik perhatian karena terkait dengan kekhawatiran tentang bagaimana dan di mana China mendapatkan chip untuk teknologi AI mereka.