Courtesy of Forbes
Selama masa kepresidenan Donald Trump, lebih dari 100 regulasi lingkungan telah dicabut, yang membuat banyak orang khawatir bahwa dia merupakan ancaman bagi kebijakan lingkungan. Meskipun demikian, tidak semua regulasi tersebut efektif, dan ada kemungkinan bahwa Trump memiliki agenda lingkungan yang tersembunyi dalam retorikanya tentang efisiensi pemerintah. Misalnya, meskipun Trump menyebut subsidi lingkungan dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi sebagai "penipuan hijau," banyak investor Republik, termasuk menantunya Jared Kushner, tetap tertarik pada energi terbarukan. Selain itu, Trump kini dikelilingi oleh penasihat yang lebih beragam, termasuk Elon Musk, yang mendukung ilmu iklim dan energi bersih.
Meskipun ada kekhawatiran bahwa pemerintahan Trump akan lebih mendukung sektor bahan bakar fosil, ada juga potensi untuk konektivitas lingkungan, seperti dalam produksi hidrogen yang bergantung pada pasokan gas alam. Robert F. Kennedy Jr. juga merupakan sekutu Trump yang memiliki kredensial lingkungan, meskipun pandangannya terkadang bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang mapan. Meskipun kebijakan lingkungan akan mengalami perubahan besar, ada harapan bahwa isu lingkungan dapat dipandang sebagai tujuan bersama, terutama yang berkaitan dengan kesehatan manusia, dan bahwa semua orang berhak atas planet yang bersih dan sehat.