Courtesy of TechCrunch
Penyelidikan Terhadap Scale AI Ungkap Persoalan Klasifikasi Pekerja Kontrak
07 Mar 2025, 04.27 WIB
213 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Scale AI sedang menghadapi investigasi oleh Departemen Tenaga Kerja AS terkait praktik ketenagakerjaan.
- Perusahaan ini telah menghadapi tuntutan hukum dari mantan pekerja mengenai pembayaran dan klasifikasi pekerjaan.
- CEO Scale AI, Alexandr Wang, memiliki hubungan dengan pemerintahan AS yang dapat mempengaruhi kebijakan teknologi.
Departemen Tenaga Kerja AS (DOL) sedang menyelidiki perusahaan startup Scale AI yang bergerak di bidang pelabelan data untuk memastikan kepatuhan terhadap Undang-Undang Standar Perburuhan yang Adil. Investigasi ini sudah berlangsung sejak Agustus 2024 dan berfokus pada masalah seperti upah yang tidak dibayar dan penggolongan pekerja sebagai kontraktor. Scale AI, yang berbasis di San Francisco dan memiliki nilai sekitar Rp 226.94 triliun ($13,8 miliar) , menggunakan banyak pekerja yang dikategorikan sebagai kontraktor untuk melakukan pekerjaan penting dalam kecerdasan buatan.
Meskipun Scale AI mengklaim bahwa mereka mematuhi hukum dan memberikan kesempatan kerja yang fleksibel, perusahaan ini juga menghadapi beberapa gugatan dari mantan pekerja yang mengklaim mereka dibayar kurang dan salah diklasifikasikan. DOL memiliki kekuasaan untuk memaksa perusahaan mengubah status pekerja mereka menjadi karyawan jika ditemukan pelanggaran. Scale AI juga memiliki hubungan dengan pemerintahan, termasuk CEO-nya yang pernah menghadiri pelantikan Donald Trump.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/03/06/scale-ai-is-being-investigated-by-the-us-department-of-labor/
[1] https://techcrunch.com/2025/03/06/scale-ai-is-being-investigated-by-the-us-department-of-labor/
Analisis Ahli
David Weil (Ahli Ketenagakerjaan dan Profesor di Boston University)
"Perusahaan yang salah mengklasifikasikan pekerja kontrak hanya sementara tampak menguntungkan, tetapi pada akhirnya berisiko besar karena tumbuhnya tekanan regulasi dan tuntutan hukum yang semakin ketat dari para pekerja dan pemerintah."
Analisis Kami
"Model bisnis yang mengandalkan pekerja kontrak sebagai tulang punggung operasional jelas rentan terhadap regulasi ketenagakerjaan yang ketat, dan Scale AI kini membuktikan bagaimana jalur cepat ini bisa jadi boomerang. Meski perusahaan mengklaim memberikan peluang kerja fleksibel, praktik tersebut berpotensi mengeksploitasi tenaga kerja dengan menghindari tanggung jawab hukum sebagai pemberi kerja yang sesungguhnya."
Prediksi Kami
Jika penyelidikan dan gugatan terus berlanjut, Scale AI mungkin akan menghadapi denda besar atau keharusan untuk mengklasifikasikan pekerjanya sebagai karyawan tetap, yang dapat mengubah model bisnis mereka dan meningkatkan biaya operasional.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang sedang diselidiki oleh Departemen Tenaga Kerja AS terkait Scale AI?A
Departemen Tenaga Kerja AS sedang menyelidiki Scale AI terkait kepatuhan terhadap Undang-Undang Standar Perburuhan yang Adil.Q
Apa yang dikatakan Scale AI tentang investigasi ini?A
Scale AI menyatakan bahwa investigasi ini dimulai pada pemerintahan sebelumnya dan mereka merasa bahwa model bisnis mereka tidak dipahami dengan baik oleh regulator.Q
Apa saja tuntutan hukum yang dihadapi Scale AI?A
Scale AI menghadapi dua tuntutan hukum dari mantan pekerja yang mengklaim bahwa mereka dibayar kurang dan salah klasifikasi sebagai kontraktor.Q
Siapa yang merupakan CEO Scale AI?A
CEO Scale AI adalah Alexandr Wang.Q
Apa yang dilakukan Departemen Tenaga Kerja jika ditemukan pelanggaran?A
Jika ditemukan pelanggaran, Departemen Tenaga Kerja dapat mengenakan denda dan memaksa perusahaan untuk mengklasifikasikan pekerjanya sebagai karyawan.