Courtesy of YahooFinance
Bid Pagi: S&P500 dalam zona merah untuk 2025 seiring meningkatnya ketakutan perang dagang.
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pasar saham AS mengalami penurunan signifikan akibat kekhawatiran ekonomi dan kebijakan tarif.
- Nvidia, sebagai pemimpin teknologi, mengalami penurunan besar yang berdampak pada seluruh sektor chip.
- Kebijakan tarif baru dapat mempengaruhi investasi dan perencanaan bisnis di AS dan global.
Pasar saham S&P 500 mengalami penurunan yang signifikan, bahkan masuk ke zona merah untuk tahun ini, terutama dipicu oleh penurunan saham Nvidia yang terkenal di bidang kecerdasan buatan. Saham Nvidia turun 8,5% setelah laporan pendapatannya tidak memenuhi harapan Wall Street, menyebabkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan ketegangan perdagangan yang kembali muncul. Selain itu, klaim pengangguran di AS meningkat, dan Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa tarif baru akan diberlakukan pada barang-barang dari Meksiko, Kanada, dan China, yang membuat pasar saham global juga tertekan.
Di sisi lain, data inflasi yang akan dirilis hari ini menjadi perhatian utama para trader, karena mereka mengamati bagaimana hal ini dapat mempengaruhi kebijakan Federal Reserve. Meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi, penurunan pasar saham dan peningkatan pengangguran membuat para investor memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat. Selain itu, pasar saham di Eropa dan Asia juga mengalami penurunan, mencerminkan dampak dari ketegangan perdagangan dan kekhawatiran ekonomi global.
Artikel Serupa
Finansial
24 hari lalu
41 dibaca
Dinamika Pasar Global: Kebijakan Moneter dan Dampak Tarif Trump
Finansial
25 hari lalu
124 dibaca
Dampak Perang Dagang AS-China: Saham, Emas, dan Ekonomi Global
Bisnis
2 bulan lalu
83 dibaca
Pagi Bid: Masalah di Jalan Utama dan Jalan Wall
Bisnis
2 bulan lalu
102 dibaca
Bid Pagi: Kewaspadaan Menghiasi di Tengah Keresahan Terhadap Tarif dan Stagflasi
Bisnis
3 bulan lalu
96 dibaca
Bid Pagi: Tarif 'Hantu' Trump semakin nyata di China
Bisnis
3 bulan lalu
69 dibaca