Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Shell berencana untuk memproduksi LNG dari hidrogen dan karbon yang ditangkap.
- Permintaan LNG global diperkirakan akan meningkat secara signifikan hingga 2040.
- Kritik terhadap rencana Shell menunjukkan tantangan ekonomi dan politik dalam transisi energi.
Shell, perusahaan energi besar dari Inggris, sedang menjajaki cara untuk membuat gas alam dari hidrogen untuk dikirim ke berbagai negara. Permintaan gas alam cair (LNG) meningkat pesat, terutama karena permintaan tinggi dari China setelah pandemi dan pengurangan ketergantungan Eropa pada gas Rusia akibat perang di Ukraina. Shell memperkirakan bahwa permintaan LNG akan meningkat 60% hingga tahun 2040, dan mereka berencana untuk menggabungkan hidrogen yang dihasilkan dari tenaga surya dengan karbon yang ditangkap dari udara untuk membuat metana, yang bisa dibekukan menjadi LNG.
Namun, beberapa analis mengkritik rencana ini karena biaya yang sangat tinggi dan kemungkinan ketergantungan pada subsidi pemerintah. Mereka khawatir bahwa proyek ini mungkin tidak ekonomis dan bisa menyebabkan kenaikan tagihan energi di seluruh dunia. Selain itu, fasilitas yang diperlukan untuk menangkap karbon dalam jumlah besar juga akan memiliki dampak lingkungan yang besar.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa rencana Shell terkait gas alam?A
Shell berencana untuk membuat LNG dari hidrogen yang diproduksi menggunakan energi solar dan karbon yang ditangkap dari atmosfer.Q
Mengapa permintaan LNG meningkat di China?A
Permintaan LNG meningkat di China karena pemulihan ekonomi pasca-Covid dan kebutuhan energi yang tinggi.Q
Apa yang menjadi tantangan dalam produksi LNG dari hidrogen?A
Tantangan dalam produksi LNG dari hidrogen termasuk biaya tinggi dan ketergantungan pada subsidi pemerintah.Q
Siapa yang mengkritik rencana Shell dan mengapa?A
Michael Liebreich mengkritik rencana Shell karena dianggap tidak ekonomis dan bergantung pada subsidi yang sulit didapat.Q
Apa dampak dari kebijakan energi Donald Trump terhadap proyek energi hijau?A
Kebijakan energi Donald Trump yang membatalkan dukungan untuk proyek energi hijau dapat menghambat pengembangan teknologi baru dalam energi terbarukan.