Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Rivian berhasil mencapai laba kotor di kuartal keempat 2024.
- Perusahaan menghadapi tantangan dalam mencapai target pengiriman di tahun 2025.
- Kemitraan dengan Volkswagen dan pinjaman dari Departemen Energi dapat mempengaruhi masa depan Rivian.
Rivian (RIVN) baru saja melaporkan hasil keuangan yang baik untuk kuartal keempat, termasuk laba kotor sebesar Rp 2.80 triliun ($170 juta) . CEO Rivian, RJ Scaringe, mengatakan bahwa mereka berhasil mengurangi biaya produksi per kendaraan dan fokus pada efisiensi biaya. Meskipun hasilnya positif, saham Rivian turun 3% pada perdagangan awal setelah laporan tersebut. Untuk tahun 2025, Rivian memperkirakan kerugian EBITDA antara Rp 27.96 triliun ($1,7 miliar) hingga Rp 31.25 triliun ($1,9 miliar) , dengan target pengiriman kendaraan antara 46.000 hingga 51.000 unit.
Rivian juga memiliki Rp 86.99 triliun ($5,29 miliar) dalam kas, meskipun jumlah ini turun dari Rp 129.09 triliun ($7,85 miliar) tahun lalu. Perusahaan ini sedang mengembangkan SUV R2 dan baru-baru ini mendapatkan komitmen untuk pinjaman Rp 108.54 triliun ($6,6 miliar) dari Departemen Energi AS untuk mendukung pembangunan pabrik baru. Namun, ada kekhawatiran tentang kemungkinan penghapusan kredit pajak untuk kendaraan listrik yang dapat mempengaruhi penjualan mereka di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilaporkan Rivian dalam hasil kuartal keempat?A
Rivian melaporkan laba kotor dan kerugian EBITDA yang lebih kecil dari yang diharapkan.Q
Berapa laba kotor yang dicapai Rivian di kuartal keempat?A
Rivian mencapai laba kotor sebesar $170 juta di kuartal keempat.Q
Apa yang diharapkan Rivian untuk pengiriman kendaraan di tahun 2025?A
Rivian mengharapkan pengiriman kendaraan antara 46.000 hingga 51.000 unit di tahun 2025.Q
Apa dampak dari kemitraan Rivian dengan Volkswagen?A
Kemitraan dengan Volkswagen membantu Rivian dalam pengembangan kendaraan listrik dan teknologi.Q
Apa masalah yang dihadapi Rivian terkait pinjaman dari Departemen Energi?A
Rivian menghadapi potensi masalah terkait pinjaman $6,6 miliar dari Departemen Energi yang mungkin akan diawasi lebih ketat.