Courtesy of SCMP
Ikhtisar 15 Detik
- Retraction publikasi ilmiah semakin umum, tetapi masih merupakan minoritas dari publikasi yang ada.
- Ilmuwan Amerika memiliki jumlah retraction yang lebih tinggi dibandingkan dengan ilmuwan dari negara lain.
- Penting untuk memahami konteks di balik retraction, karena tidak selalu berarti adanya kesalahan.
Sebuah studi yang diterbitkan di PLOS Biology menunjukkan bahwa lebih banyak ilmuwan terkemuka dari Amerika Serikat yang mengalami penarikan makalah dibandingkan dengan ilmuwan dari negara lain seperti China, Inggris, Jepang, dan Jerman. Dari daftar ilmuwan teratas yang diakui oleh Stanford, sekitar 2.322 peneliti dari AS memiliki makalah yang ditarik, sementara China memiliki 877 peneliti. Negara-negara lain seperti Inggris, Jepang, dan Jerman juga memiliki jumlah penarikan, tetapi jauh lebih sedikit.
Baca juga: Jurnal yang menjadi target pabrik kertas masih bergulat dengan dampak bertahun-tahun kemudian.
Meskipun penarikan makalah semakin umum, penarikan ini masih merupakan bagian kecil dari total makalah yang diterbitkan. Penarikan bisa terjadi karena berbagai alasan, dan tidak semua penarikan menunjukkan adanya kesalahan atau pelanggaran. Penelitian ini menggunakan data dari Retraction Watch Database, yang melacak penarikan makalah akademis di seluruh dunia sejak diluncurkan pada tahun 2010.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dibahas dalam artikel ini?A
Artikel ini membahas tentang retraction publikasi ilmiah dan perbandingan antara ilmuwan dari berbagai negara.Q
Siapa yang memimpin studi tentang retraction publikasi ilmiah?A
Studi tentang retraction publikasi ilmiah dipimpin oleh John Ioannidis dari Universitas Stanford.Q
Apa tujuan dari Retraction Watch Database?A
Tujuan dari Retraction Watch Database adalah untuk melacak dan mencatat penarikan publikasi akademik di seluruh dunia.Q
Berapa banyak retraction yang tercatat dalam database tersebut?A
Hingga Agustus 2023, database tersebut mencatat lebih dari 55.000 retraction.Q
Mengapa retraction bisa terjadi?A
Retraction bisa terjadi karena berbagai alasan, dan tidak semua menunjukkan kesalahan atau misconduct.