Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Kebijakan ekonomi Trump mempengaruhi pasar saham dan nilai tukar dolar.
- Volatilitas di pasar meningkat akibat ketidakpastian perdagangan internasional.
- Investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi di tengah kondisi pasar yang tidak stabil.
Pada bulan Desember, banyak investor optimis terhadap ekonomi AS setelah Donald Trump berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan. Mereka membeli saham, menjual obligasi pemerintah, dan berinvestasi pada dolar AS. Namun, sebulan kemudian, rencana tersebut tidak berjalan mulus. Meskipun saham AS naik, indeks S&P 500 tidak sebaik saham internasional. Dolar AS juga melemah, dan pasar mengalami volatilitas tinggi, membuat para trader kesulitan untuk mengambil keputusan.
Volatilitas ini disebabkan oleh ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan internasional dan reaksi pasar terhadap berita ekonomi. Meskipun data pekerjaan menunjukkan pasar tenaga kerja yang sehat, investor tetap khawatir tentang kebijakan Trump yang dapat mempengaruhi nilai dolar. Beberapa analis berpendapat bahwa tujuan akhir dari kebijakan ini mungkin untuk melemahkan dolar demi menurunkan inflasi. Sementara itu, aliran dana ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) tetap tinggi, menunjukkan bahwa investor masih bersedia mengambil risiko meskipun ada ketidakpastian.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dijanjikan Donald Trump terkait ekonomi?A
Donald Trump menjanjikan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi Amerika Serikat.Q
Bagaimana performa S&P 500 dibandingkan dengan ekuitas internasional?A
S&P 500 mengalami kinerja yang mengecewakan dibandingkan dengan ekuitas internasional.Q
Apa yang menyebabkan volatilitas di pasar saham?A
Volatilitas di pasar saham disebabkan oleh kekhawatiran tentang tarif dan perdagangan internasional.Q
Apa yang dilakukan investor terkait dengan obligasi dan dolar?A
Investor cenderung berinvestasi lebih banyak di saham dan menghindari obligasi, sementara dolar melemah.Q
Apa pandangan Brad Conger tentang kebijakan dolar yang lemah?A
Brad Conger percaya bahwa tujuan akhir kebijakan Trump adalah untuk menciptakan kebijakan dolar yang lemah.