Courtesy of Wired
Bahaya Data Perjalanan dan AI dalam Mengawasi dan Membatasi Kebebasan Bergerak
13 Jan 2025, 17.00 WIB
210 dibaca
Share
Pada Maret 2020, Frank van der Linde, seorang warga negara Belanda dan aktivis hak asasi manusia, kembali ke Amsterdam dan mengalami pemeriksaan imigrasi yang ternyata tidak biasa. Jawaban yang ia berikan selama pemeriksaan tersebut direkam dan dibagikan kepada jaksa penuntut umum Belanda, yang sedang mengumpulkan informasi tentang pergerakannya. Linde sebelumnya telah dicatat sebagai orang yang menarik perhatian oleh polisi Belanda sejak 2017 karena pandangannya yang vokal tentang hak tunawisma dan anti-rasisme. Meskipun ia telah dihapus dari daftar pengawasan, ia merasa bahwa data perjalanannya masih digunakan untuk memantau aktivitasnya.
Linde kemudian meminta catatan penerbangannya dan menemukan bahwa data yang dimiliki pemerintah tentangnya tidak akurat, termasuk informasi tentang penerbangan yang tidak pernah ia lakukan. Di Eropa, beberapa perusahaan teknologi menawarkan perangkat lunak yang menggunakan algoritma untuk menganalisis data penumpang dan mengidentifikasi potensi ancaman, seperti teroris atau pengedar narkoba. Meskipun sistem ini dapat memberikan kemudahan dalam perjalanan internasional, ada risiko bahwa individu dapat ditandai sebagai ancaman tanpa alasan yang jelas, yang dapat membatasi kebebasan mereka untuk bepergian. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan potensi penyalahgunaan data oleh pemerintah.
Referensi:
[1] https://wired.com/story/inside-the-black-box-of-predictive-travel-surveillance/
[1] https://wired.com/story/inside-the-black-box-of-predictive-travel-surveillance/
Analisis Ahli
Anna Bacciarelli
"Potensi bahaya besar dari sistem pengawasan ini sangat nyata karena tidak ada transparansi dan mekanisme bagi individu untuk mengajukan keberatan atau mengetahui alasan pemblokiran, membuka jalan bagi penyalahgunaan dan pelanggaran hak asasi manusia."
John Harrison
"AI akan membantu jika sudah ada kecurigaan terhadap seseorang, tapi sulit untuk memprediksi teroris atau penjahat berdasarkan pola perjalanan secara otomatis karena kompleksitas perilaku manusia yang tak bisa hanya diwakili oleh algoritma."
Analisis Kami
"Penggunaan AI dan data perjalanan untuk pengawasan memang menjanjikan efisiensi keamanan, tapi tanpa transparansi dan mekanisme kontrol yang memadai, hal ini membuka peluang besar untuk pelanggaran privasi dan penindasan terhadap individu atau kelompok tertentu. Kasus seperti Frank van der Linde menggambarkan betapa mudahnya teknologi ini disalahgunakan untuk memonitor aktivis atau orang yang tidak bersalah, sehingga perlu pengawasan ketat dan regulasi yang melindungi hak asasi."
Prediksi Kami
Pengawasan perjalanan berbasis AI akan semakin meluas ke berbagai negara dan moda transportasi, memperkuat sistem pengawasan massal yang menjalankan algoritma hitam tanpa transparansi, sehingga risiko pelanggaran hak asasi dan diskriminasi akan meningkat seiring dengan terbentuknya pusat data nasional yang menggabungkan berbagai sumber informasi.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Frank van der Linde dan apa yang dia perjuangkan?A
Frank van der Linde adalah seorang advokat hak asasi manusia yang memperjuangkan isu-isu seperti hak tunawisma dan anti-rasisme.Q
Apa itu PNR dan mengapa penting dalam konteks pengawasan?A
PNR adalah catatan nama penumpang yang berisi informasi sensitif tentang perjalanan seseorang dan penting untuk pengawasan karena digunakan untuk memprofil penumpang.Q
Bagaimana perusahaan teknologi seperti SITA dan Idemia terlibat dalam pengawasan perjalanan?A
Perusahaan seperti SITA dan Idemia menyediakan perangkat lunak yang membantu pemerintah dalam menganalisis data perjalanan untuk meningkatkan keamanan perbatasan.Q
Apa dampak dari penggunaan algoritma dalam penilaian risiko penumpang?A
Penggunaan algoritma dalam penilaian risiko penumpang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengidentifikasian ancaman dan berpotensi melanggar hak asasi manusia.Q
Apa saja kekhawatiran terkait privasi yang muncul dari sistem pengawasan ini?A
Kekhawatiran terkait privasi mencakup potensi penyalahgunaan data pribadi dan kurangnya transparansi dalam bagaimana data tersebut digunakan.