Courtesy of YahooFinance
Cardinal Health, sebuah perusahaan distribusi dan layanan kesehatan, melaporkan hasil keuangan yang baik meskipun penjualannya turun 3,8% dibandingkan tahun lalu, mencapai Rp 908.75 triliun ($55,26 miliar) . Meskipun penjualan menurun, laba per saham yang disesuaikan mencapai Rp 3.17 juta ($1,93) , melebihi ekspektasi analis sebesar 9,4%. Perusahaan ini telah menunjukkan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 8,2% dalam lima tahun terakhir, meskipun ada tantangan seperti biaya operasional yang meningkat dan tekanan harga. Cardinal Health berfokus pada distribusi obat dan perlengkapan medis, yang merupakan bagian penting dari sektor kesehatan yang terus berkembang.
Ke depan, analis memperkirakan pendapatan Cardinal Health akan tumbuh sekitar 6,7% dalam 12 bulan ke depan, yang menunjukkan bahwa produk dan layanan baru mereka dapat membantu mempertahankan kinerja yang baik. Meskipun perusahaan ini mengalami beberapa tantangan, seperti biaya yang tinggi dan perubahan regulasi, mereka tetap optimis tentang masa depan. Dengan hasil yang positif di kuartal terakhir, banyak yang bertanya-tanya apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli saham Cardinal Health.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dicapai Cardinal Health di Q4 CY2024?A
Cardinal Health berhasil mengalahkan ekspektasi pendapatan Wall Street di Q4 CY2024, meskipun penjualannya turun 3,8% dibandingkan tahun lalu.Q
Bagaimana kinerja pendapatan Cardinal Health dibandingkan dengan estimasi analis?A
Pendapatan Cardinal Health mencapai $55,26 miliar, yang lebih tinggi dari estimasi analis sebesar $54,75 miliar.Q
Apa yang diharapkan untuk pertumbuhan pendapatan Cardinal Health dalam 12 bulan ke depan?A
Analis memperkirakan pendapatan Cardinal Health akan tumbuh sebesar 6,7% dalam 12 bulan ke depan.Q
Siapa yang menjabat sebagai CEO Cardinal Health?A
Jason Hollar adalah CEO Cardinal Health.Q
Apa tantangan yang dihadapi Cardinal Health di sektor kesehatan?A
Cardinal Health menghadapi tantangan seperti biaya operasional yang meningkat, potensi reformasi harga obat, dan kerentanan rantai pasokan.