Courtesy of YahooFinance
Shell Plc, perusahaan minyak dan gas yang berbasis di London, melaporkan penurunan laba yang lebih besar dari yang diperkirakan akibat kinerja perdagangan yang lemah dan harga minyak yang menurun. Meskipun laba bersih mereka turun menjadi Rp 60.19 triliun ($3,66 miliar) dari Rp 120.21 triliun ($7,31 miliar) tahun lalu, Shell tetap melanjutkan program pembelian kembali saham senilai Rp 57.56 triliun ($3,5 miliar) per kuartal dan meningkatkan dividen sebesar 4%. Banyak perusahaan sejenis diperkirakan juga akan mempertahankan imbal hasil bagi investor meskipun menghadapi tantangan dalam arus kas.
CEO Shell, Wael Sawan, menyatakan bahwa meskipun laba menurun, arus kas dari operasi tetap kuat, mencapai Rp 216.42 triliun ($13,16 miliar) , yang hampir Rp 32.89 triliun ($2 miliar) lebih tinggi dari yang diperkirakan. Untuk mempertahankan program pembelian kembali saham, Shell terpaksa meminjam uang, sehingga utang bersih mereka meningkat menjadi Rp 638.23 triliun ($38,81 miliar) . Ini adalah kuartal ke-13 berturut-turut di mana Shell melakukan pembelian kembali saham lebih dari Rp 49.34 triliun ($3 miliar) .
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Shell Plc terkait buyback saham?A
Shell Plc melanjutkan buyback saham dengan nilai $3,5 miliar per kuartal.Q
Bagaimana kinerja pendapatan Shell pada kuartal keempat?A
Pendapatan Shell pada kuartal keempat turun menjadi $3,66 miliar dari $7,31 miliar tahun sebelumnya.Q
Siapa CEO Shell yang menyampaikan pernyataan tentang kinerja perusahaan?A
CEO Shell yang menyampaikan pernyataan tersebut adalah Wael Sawan.Q
Apa yang menjadi penyebab penurunan pendapatan Shell?A
Penurunan pendapatan Shell disebabkan oleh kinerja trading yang lemah dan harga minyak yang lebih rendah.Q
Bagaimana reaksi pasar terhadap kinerja Shell dan perusahaan sejenis lainnya?A
Pasar memperkirakan bahwa perusahaan-perusahaan energi lainnya juga akan mempertahankan pengembalian kepada investor meskipun ada tantangan.