Courtesy of YahooFinance
Saham Victoria's Secret, perusahaan yang menjual pakaian dalam dan produk kecantikan, turun 6,5% setelah mereka mengangkat Scott Sekella sebagai CFO baru. Meskipun perusahaan meningkatkan proyeksi penjualan dan pendapatan untuk kuartal keempat, pasar tampaknya mengharapkan peningkatan yang lebih meyakinkan, terutama menjelang musim liburan yang biasanya menguntungkan. Saham Victoria's Secret sangat fluktuatif, dengan banyak pergerakan harga yang signifikan dalam setahun terakhir, dan saat ini sahamnya diperdagangkan 26,2% lebih rendah dari puncak harga dalam 52 minggu terakhir.
Baca juga: China Tantang Dominasi AI AS dengan Model Open-Source, Viavi Solutions Siap Manfaatkan Peluang
Sejak awal tahun, saham Victoria's Secret telah turun 11%, dan jika seseorang membeli saham senilai Rp 16.45 ribu ($1.000) saat IPO pada Juli 2021, nilai investasinya sekarang hanya sekitar Rp 13.91 juta ($846.12) . Meskipun ada tantangan, seperti hasil kuartal yang buruk sebelumnya, ada juga peluang bagi investor untuk membeli saham berkualitas saat harga turun. Selain itu, perkembangan teknologi seperti AI juga diperkirakan akan mempengaruhi cara perusahaan besar berbisnis di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa CFO baru Victoria's Secret?A
CFO baru Victoria's Secret adalah Scott Sekella.Q
Apa yang terjadi pada saham Victoria's Secret setelah pengumuman CFO baru?A
Saham Victoria's Secret turun 6.5% setelah pengumuman CFO baru.Q
Bagaimana kinerja penjualan Victoria's Secret di Q4?A
Kinerja penjualan Victoria's Secret di Q4 menunjukkan panduan yang lebih tinggi, tetapi pasar mengharapkan kenaikan yang lebih meyakinkan.Q
Apa dampak AI generatif terhadap industri ritel?A
AI generatif diperkirakan akan memiliki dampak besar pada cara perusahaan besar berbisnis, termasuk di industri ritel.Q
Bagaimana performa saham Victoria's Secret sejak awal tahun?A
Saham Victoria's Secret turun 11% sejak awal tahun dan saat ini diperdagangkan 26.2% di bawah puncak 52-minggu.