Courtesy of CoinDesk
Para analis Wall Street memperkirakan bahwa volume trading spot Coinbase (COIN) akan melambat lebih lanjut pada kuartal ketiga, disebabkan oleh kurangnya pemicu untuk crypto dan ketidakpastian regulasi menjelang pemilihan presiden. Ketika Coinbase melaporkan pendapatannya, diperkirakan pendapatannya akan turun sekitar 13%, menjadi Rp 20.72 triliun ($1,26 miliar) dari Rp 23.85 triliun ($1,45 miliar) pada kuartal sebelumnya. Selain itu, pendapatan per saham (EPS) diperkirakan mencapai Rp 756.47 ribu ($0,46) , meningkat dari Rp 230.23 ribu ($0,14) pada kuartal kedua. Analisis menunjukkan bahwa penurunan volume ini juga terjadi di seluruh industri, dengan total trading crypto di semua bursa mencapai Rp 54.27 quadriliun ($3,3 triliun) , lebih rendah dibandingkan Rp 64.46 quadriliun ($3,92 triliun) pada kuartal sebelumnya.
Salah satu faktor yang membuat Coinbase mengalami penurunan volume adalah kompetitor seperti Crypto.com, yang kini menjadi tempat trading terpopuler di Amerika Utara. Selain itu, ketidakpastian regulasi akibat pemilihan presiden mendatang juga berkontribusi pada penurunan volume trading di bursa AS. Sementara itu, pendapatan dari layanan staking Coinbase diperkirakan juga menurun karena performa buruk dari ether (ETH) yang turun sekitar 24% selama kuartal tersebut. Meskipun saham Coinbase naik hampir 30% dalam setahun ini, nilai sahamnya saat ini 21% lebih rendah dibandingkan titik tertinggi yang dicapai pada bulan Maret.