Courtesy of YahooFinance
Rangkuman Berita: Airbus tetap mempertahankan posisi teratas dengan 766 pengiriman pesawat pada tahun 2024.
Share
Airbus berhasil mengirimkan 766 pesawat pada tahun 2024, meningkat 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan jumlah ini, Airbus dipastikan akan tetap menjadi pembuat pesawat terbesar di dunia untuk tahun keenam berturut-turut, meskipun mereka sedikit di bawah target awal yang ditetapkan yaitu sekitar 770 pesawat. Meskipun ada tantangan dalam rantai pasokan, perusahaan ini tetap optimis.
Selain itu, Airbus mencatatkan 878 pesanan baru, tetapi setelah memperhitungkan pembatalan, jumlah pesanan bersihnya menjadi 826. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa masalah, permintaan untuk pesawat Airbus tetap tinggi.
Pertanyaan Terkait
Q
Berapa jumlah pesawat yang dikirim oleh Airbus pada tahun 2024?A
Airbus mengirimkan 766 pesawat pada tahun 2024.Q
Bagaimana kinerja Airbus dibandingkan dengan Boeing?A
Airbus tetap menjadi pembuat pesawat terbesar di dunia, sementara Boeing sedang pulih dari krisis internal.Q
Apa yang menjadi target pengiriman pesawat Airbus?A
Target pengiriman pesawat Airbus adalah 'sekitar 770' pesawat.Q
Berapa jumlah pesanan bersih yang diterima Airbus setelah pembatalan?A
Airbus menerima 878 pesanan kotor atau 826 pesanan bersih setelah pembatalan.Q
Apa yang menjadi tantangan bagi Airbus dalam pengiriman pesawat?A
Tantangan bagi Airbus adalah ketidakstabilan rantai pasokan yang masih dalam kekacauan.Rangkuman Berita Serupa
Bisnis
2 bulan lalu
127 dibaca
Airbus kesulitan untuk meningkatkan produksi A350 tahun ini, kata sumber.
Bisnis
2 bulan lalu
110 dibaca
Pembuat mesin Safran optimis tentang produksi Boeing 737 MAX tahun ini.
Bisnis
3 bulan lalu
117 dibaca
Pengiriman dan pesanan pesawat Boeing pada tahun 2024 mencerminkan tahun yang sulit bagi perusahaan tersebut.
Bisnis
3 bulan lalu
48 dibaca
CEO Airbus melihat lonjakan proteksionisme di AS di bawah Trump.
Bisnis
3 bulan lalu
147 dibaca
Perusahaan dirgantara bersiap menghadapi proteksionisme di bawah Trump, kata CEO Airbus.
Finansial
3 bulan lalu
98 dibaca