Courtesy of YahooFinance
Pada tahun 2024, volume ekspor minyak mentah global mengalami penurunan sebesar 2%, yang merupakan penurunan pertama sejak pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan permintaan yang lemah dan perubahan rute perdagangan akibat konflik di Ukraina dan Timur Tengah. Ekspor minyak dari Timur Tengah ke Eropa turun drastis, sementara minyak dari AS dan Amerika Selatan meningkat ke Eropa. Perubahan ini menciptakan aliansi baru antara negara-negara seperti Rusia, India, dan China, yang mengubah cara perdagangan minyak di seluruh dunia.
Selain itu, permintaan minyak di negara-negara besar seperti China dan Eropa juga menurun, dengan China mengurangi impor minyak seiring meningkatnya penggunaan mobil listrik dan gas alam cair. Di Eropa, kapasitas penyulingan yang lebih rendah dan kebijakan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon juga berkontribusi pada penurunan impor minyak. Dengan adanya kilang baru dan perluasan jalur pipa di berbagai negara, termasuk Nigeria dan Kanada, aliran minyak global semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi, menciptakan ketidakpastian di pasar minyak.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan penurunan volume ekspor minyak global pada tahun 2024?A
Penurunan volume ekspor minyak global disebabkan oleh pertumbuhan permintaan yang lemah dan perubahan jalur perdagangan akibat konflik dan penutupan kilang.Q
Bagaimana perang di Ukraina mempengaruhi perdagangan minyak?A
Perang di Ukraina telah mengubah jalur perdagangan minyak, dengan Rusia mengalihkan ekspor dari Eropa ke India dan China.Q
Apa dampak dari kilang Dangote di Nigeria terhadap ekspor minyak?A
Kilang Dangote mengkonsumsi sebagian besar pasokan domestik Nigeria, mengurangi ekspor minyak negara tersebut ke Eropa.Q
Mengapa permintaan minyak di China dan Eropa menurun?A
Permintaan minyak di China dan Eropa menurun karena peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan kebijakan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon.Q
Apa yang diharapkan untuk pasar minyak di tahun 2025?A
Pasar minyak di tahun 2025 diharapkan akan terus menghadapi ketidakpastian dan volatilitas, dengan lebih banyak negara beralih ke gas dan energi terbarukan.