Courtesy of Forbes
Dalam makalahnya yang terkenal, Alan Turing mengajukan pertanyaan, "Dapatkah mesin berpikir?" Pertanyaan ini menjadi dasar untuk mengeksplorasi potensi kognitif mesin. Saat ini, dengan perkembangan sistem AI yang semakin canggih, muncul pertanyaan baru yang lebih mendesak: "Dapatkah mesin bertindak dengan integritas?" Ini mengacu pada kemampuan AI untuk bertindak secara etis dan bertanggung jawab. Penting untuk memiliki apa yang disebut sebagai Integritas Buatan, yaitu kemampuan AI untuk mengenali dampak moral dari keputusan yang dibuat dan belajar dari pengalaman agar tindakan mereka mencerminkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai manusia.
AI semakin berperan dalam berbagai aspek kehidupan, dari kesehatan hingga keamanan, sehingga penting bagi mereka untuk memiliki landasan integritas. Tanpa kerangka integritas, AI dapat mengambil keputusan yang mungkin tidak sesuai dengan norma moral atau nilai-nilai masyarakat. Misalnya, dalam situasi seperti perekrutan, pemrosesan klaim asuransi, atau rekomendasi produk, AI perlu diprogram dengan pertimbangan etika sebagai inti dari proses pengambilan keputusan. Dengan memastikan AI memiliki prinsip integritas, kita dapat melindungi diri dari hasil yang tidak disengaja dan memastikan bahwa keputusan yang diambil selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan.