Courtesy of InterestingEngineering
Rusia akan menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui Ukraina setelah kesepakatan transit selama lima tahun berakhir. Hal ini menyebabkan pasokan gas ke Eropa berkurang, dan penduduk di wilayah Transnistria, Moldova, kehilangan pemanasan dan air panas. Ukraina memutuskan untuk menghentikan transit gas demi keamanan nasional, dan ini dianggap sebagai kekalahan besar bagi Rusia. Ukraina sebelumnya mendapatkan biaya transit dari Rusia, tetapi kini memilih untuk tidak memperpanjang kontrak karena invasi Rusia.
Baca juga: Gas Eropa Terjun Setelah Putin Mengatakan Kesepakatan AS Mungkin Menghidupkan Kembali Aliran
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut keputusan ini sebagai salah satu kekalahan terbesar bagi Moskow dan menekankan bahwa Rusia menggunakan energi sebagai senjata untuk memeras negara-negara mitranya. Meskipun Ukraina akan kehilangan sekitar Rp 13.16 triliun ($800 juta) per tahun dari biaya transit, Rusia juga akan kehilangan hampir Rp 82.22 triliun ($5 miliar) dari penjualan gas. Beberapa negara Eropa yang masih membeli gas dari Rusia telah menyiapkan rute pasokan alternatif, dan Rusia masih dapat mengirim gas ke negara lain seperti Hungaria dan Turki melalui pipa TurkStream.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan pasokan gas Rusia ke Eropa?A
Rusia dilaporkan menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui Ukraina setelah kontrak transit selama lima tahun berakhir.Q
Siapa yang mengkonfirmasi penghentian transit gas di Ukraina?A
Herman Halushchenko, Menteri Energi Ukraina, mengkonfirmasi bahwa Kyiv telah menghentikan transit gas.Q
Apa dampak dari penghentian pasokan gas terhadap Transnistria?A
Penduduk Transnistria kehilangan pemanas dan air panas, dan mereka disarankan untuk berkumpul di satu ruangan dan menggunakan pemanas listrik.Q
Mengapa Ukraina tidak memperpanjang kontrak transit gas dengan Rusia?A
Ukraina tidak memperpanjang kontrak transit gas dengan Rusia karena invasi Rusia ke Ukraina.Q
Apa yang dikatakan Zelensky tentang keputusan ini?A
Zelensky menyebut keputusan ini sebagai salah satu kekalahan terbesar Moskow dan menekankan bahwa Rusia menggunakan energi sebagai senjata.