Courtesy of YahooFinance
Pasar cryptocurrency, khususnya Bitcoin, diperkirakan akan mengalami volatilitas besar setelah berakhirnya kontrak opsi Bitcoin terbesar dalam sejarah, yang terjadi pada hari Jumat. Kontrak opsi ini memiliki nilai hampir Rp 236.48 triliun ($14,38 miliar) dan mencakup 70% dari total minat terbuka untuk opsi Bitcoin. Opsi adalah kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual aset pada harga dan tanggal tertentu. Saat ini, lebih banyak trader yang berharap harga Bitcoin akan naik, terlihat dari rasio put/call yang menunjukkan sentimen bullish.
Penting untuk dicatat bahwa ada level harga yang disebut "max pain," di mana banyak pemegang opsi akan mengalami kerugian terbesar saat opsi berakhir. CEO Deribit, Luuk Strijers, menyebutkan bahwa level ini untuk Bitcoin adalah Rp 1.38 juta ($84.000) . Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pasar bisa menjadi tidak stabil setelah berakhirnya kontrak ini. Para trader juga menantikan tanggal penting berikutnya pada 31 Januari, ketika sekitar Rp 90.12 triliun ($5,48 miliar) opsi akan berakhir.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan opsi Bitcoin baru-baru ini?A
Opsi Bitcoin senilai hampir $14,38 miliar telah kedaluwarsa, yang merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah.Q
Apa itu Open Interest dalam perdagangan opsi?A
Open Interest adalah jumlah total kontrak opsi yang belum diselesaikan, menunjukkan banyaknya partisipasi pasar.Q
Siapa yang menyebutkan level 'max pain' untuk Bitcoin?A
Luuk Strijers, CEO Deribit, menyebutkan level 'max pain' untuk Bitcoin adalah $84,000.Q
Apa yang dimaksud dengan opsi call dan put?A
Opsi call memberikan hak untuk membeli aset, sedangkan opsi put memberikan hak untuk menjual aset pada harga yang disepakati.Q
Mengapa volatilitas pasar diharapkan setelah kedaluwarsanya opsi?A
Volatilitas pasar diharapkan meningkat karena banyaknya kontrak opsi yang kedaluwarsa, yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin.