Courtesy of Forbes
Kasus batuk rejan (whooping cough) di Amerika Serikat meningkat lebih dari enam kali lipat dibandingkan tahun lalu, dengan 553 kasus dilaporkan pada minggu yang berakhir 7 Desember 2024. Batuk rejan adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan batuk terus-menerus dan kesulitan bernapas, terutama berbahaya bagi bayi. Meskipun gejalanya mirip dengan flu pada awalnya, penyakit ini dapat berkembang menjadi lebih serius dalam satu hingga dua minggu. Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit ini, dan penting bagi ibu hamil dan bayi untuk mendapatkan vaksin agar terlindungi.
Bayi yang berusia di bawah 12 bulan paling berisiko terkena batuk rejan, dan mereka mungkin tidak menunjukkan gejala khas seperti batuk yang terdengar "whooping". Sebaliknya, mereka bisa mengalami apnea, yaitu gangguan pernapasan yang bisa mengancam jiwa. Selain itu, batuk rejan juga dapat menyebabkan pneumonia, dehidrasi, dan kejang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk, serta memastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal untuk melindungi mereka dari penyakit ini.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan peningkatan kasus batuk rejan?A
Peningkatan kasus batuk rejan disebabkan oleh kembalinya pola epidemi yang lebih umum setelah pandemi COVID-19.Q
Siapa yang paling berisiko terkena batuk rejan?A
Bayi yang berusia 12 bulan atau lebih muda adalah yang paling berisiko terkena batuk rejan.Q
Apa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk menghindari batuk rejan?A
Langkah pencegahan termasuk mencuci tangan, menutup mulut saat batuk, dan vaksinasi.Q
Bagaimana vaksinasi dapat melindungi bayi dari batuk rejan?A
Vaksinasi dapat memberikan perlindungan kepada bayi melalui ibu hamil, sehingga bayi terlindungi sejak lahir.Q
Apa gejala yang muncul pada bayi yang terinfeksi batuk rejan?A
Gejala pada bayi dapat terlihat seperti pilek, tetapi dapat berkembang menjadi apnea dan gejala serius lainnya.