Homo juluensis: Spesies baru manusia purba dari 50.000 tahun yang lalu diidentifikasi
Courtesy of InterestingEngineering

Rangkuman Berita: Homo juluensis: Spesies baru manusia purba dari 50.000 tahun yang lalu diidentifikasi

InterestingEngineering
Dari InterestingEngineering
14 Desember 2024 pukul 23.00 WIB
92 dibaca
Share
Tim peneliti dari Universitas Hawai‘i di Mānoa dan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok telah mengusulkan penambahan spesies manusia baru yang disebut Homo juluensis, yang berarti 'kepala besar'. Spesies ini diyakini hidup di Asia Timur sekitar 300.000 hingga 50.000 tahun yang lalu, berburu kuda liar secara berkelompok, membuat alat dari batu, dan memproses kulit hewan untuk bertahan hidup di musim dingin. Penelitian ini dipimpin oleh Christopher J Bae dan Xiujie Wu, dan hasilnya dipublikasikan di jurnal Nature Communications. Mereka juga menemukan kemungkinan hubungan antara Homo juluensis dan Denisovans, spesies manusia purba yang telah punah.
Penelitian ini membantu memperjelas catatan fosil manusia purba dan menunjukkan bahwa ada banyak populasi hominin yang berbeda di Asia Timur dan Tenggara. Temuan ini menantang model evolusi tradisional yang tidak dapat menjelaskan kompleksitas catatan paleoantropologi, terutama selama periode Quaternary Akhir. Dengan penemuan ini, para peneliti berharap dapat memperbaiki pemahaman kita tentang evolusi manusia dan mendorong kita untuk memikirkan kembali berbagai model evolusi yang ada.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu Homo juluensis?
A
Homo juluensis adalah spesies manusia baru yang diusulkan yang diyakini telah menghuni Asia Timur sekitar 300.000 hingga 50.000 tahun yang lalu.
Q
Siapa yang memimpin penelitian tentang Homo juluensis?
A
Penelitian tentang Homo juluensis dipimpin oleh Christopher J Bae dari University of Hawai‘i dan Xiujie Wu dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
Q
Apa hubungan antara Homo juluensis dan Denisovans?
A
Homo juluensis diduga memiliki hubungan dengan Denisovans, tetapi analisis lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan ini.
Q
Mengapa penelitian ini penting untuk pemahaman evolusi manusia?
A
Penelitian ini penting karena membantu menjelaskan kerumitan catatan paleoantropologi dan memperluas pemahaman kita tentang evolusi manusia.
Q
Di mana fosil Homo juluensis ditemukan?
A
Fosil Homo juluensis ditemukan di berbagai lokasi di Asia, termasuk Cina, Korea, Jepang, dan Asia Tenggara.

Rangkuman Berita Serupa

Dinosaurus dengan paruh bebek berusia 70 juta tahun ditemukan di China mengungkap pola migrasi kuno.InterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
133 dibaca
Dinosaurus dengan paruh bebek berusia 70 juta tahun ditemukan di China mengungkap pola migrasi kuno.
Daging tidak ada dalam menu nenek moyang manusia Australopithecus.Reuters
Sains
3 bulan lalu
55 dibaca
Daging tidak ada dalam menu nenek moyang manusia Australopithecus.
Tengkorak Jurassic berusia 200 juta tahun yang ditemukan di China mengungkap spesies dinosaurus baru.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
75 dibaca
Tengkorak Jurassic berusia 200 juta tahun yang ditemukan di China mengungkap spesies dinosaurus baru.
Apakah iklim basah memicu munculnya kekaisaran pertama di China lebih dari 2.000 tahun yang lalu? Roket terakhir China tahun 2024 gagal, tetapi tetap menjadi tahun rekor untuk peluncuran. 'Keluar dari Afrika'? Tidak demikian, kata ilmuwan China yang menantang teori evolusi.SCMP
Sains
3 bulan lalu
167 dibaca
Apakah iklim basah memicu munculnya kekaisaran pertama di China lebih dari 2.000 tahun yang lalu? Roket terakhir China tahun 2024 gagal, tetapi tetap menjadi tahun rekor untuk peluncuran. 'Keluar dari Afrika'? Tidak demikian, kata ilmuwan China yang menantang teori evolusi.
‘Keluar dari Afrika’? Tidak demikian, kata ilmuwan Cina yang menantang teori evolusi.SCMP
Sains
3 bulan lalu
148 dibaca
‘Keluar dari Afrika’? Tidak demikian, kata ilmuwan Cina yang menantang teori evolusi.
Neanderthal dan manusia kawin silang lebih baru daripada yang dipikirkan para ilmuwan.NatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
117 dibaca
Neanderthal dan manusia kawin silang lebih baru daripada yang dipikirkan para ilmuwan.