Courtesy of YahooFinance
Obligasi dolar Lebanon yang sebelumnya gagal bayar kini hampir dua kali lipat dalam waktu kurang dari tiga bulan. Seorang manajer portofolio dari Copenhagen, Soeren Moerch, mulai membeli obligasi ini pada bulan September dengan harapan bahwa serangan Israel terhadap Hezbollah akan melemahkan pengaruh kelompok tersebut dalam politik Lebanon. Harga obligasi ini melonjak dari sekitar 6 sen menjadi lebih dari 12 sen per dolar. Moerch percaya bahwa jika Hezbollah semakin lemah, harga obligasi bisa mencapai 25 sen.
Meskipun obligasi ini menunjukkan performa terbaik di pasar negara berkembang, Lebanon masih dalam keadaan gagal bayar dan belum ada kemajuan dalam restrukturisasi utang. Sejak Lebanon berhenti memenuhi kewajiban pembayaran internasional pada tahun 2020, ekonomi negara ini mengalami penurunan drastis, dan banyak warganya jatuh ke dalam kemiskinan. Saat ini, Lebanon menghadapi tantangan besar untuk melakukan reformasi ekonomi dan politik agar bisa menarik kembali dana asing, sementara pemerintahnya masih dalam keadaan tidak stabil tanpa presiden sejak 2022.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada obligasi dolar Lebanon dalam tiga bulan terakhir?A
Obligasi dolar Lebanon telah hampir dua kali lipat dalam kurang dari tiga bulan.Q
Siapa yang berinvestasi dalam obligasi tersebut dan mengapa?A
Soeren Moerch, seorang manajer portofolio di Danske Bank AS, berinvestasi karena percaya bahwa serangan Israel terhadap Hezbollah akan melemahkan pengaruhnya.Q
Apa dampak kejatuhan Bashar Al-Assad terhadap Hezbollah?A
Kejatuhan Bashar Al-Assad diperkirakan akan melemahkan Hezbollah, yang dapat berdampak positif bagi Lebanon.Q
Mengapa Lebanon mengalami krisis ekonomi?A
Lebanon mengalami krisis ekonomi karena tidak memenuhi kewajiban pembayaran internasional sejak 2020, menyebabkan GDP menyusut dan inflasi tinggi.Q
Apa tantangan yang dihadapi Lebanon dalam reformasi politik dan ekonomi?A
Tantangan yang dihadapi Lebanon termasuk kurangnya pemerintahan yang berfungsi dan kebutuhan untuk melakukan reformasi ekonomi dan politik.