Courtesy of TechCrunch
Perusahaan tes DNA dan genetik 23andMe sedang menghadapi masalah besar setelah mengalami pelanggaran data dan penurunan keuangan yang signifikan. Nilai perusahaan ini turun lebih dari 99% dari puncaknya yang mencapai Rp 98.67 triliun ($6 miliar) sejak go public pada tahun 2021. Pelanggaran data yang terjadi pada tahun 2023 mengakibatkan pencurian informasi dari hampir 7 juta pengguna, dan perusahaan harus membayar Rp 493.35 miliar ($30 juta) untuk menyelesaikan gugatan terkait pelanggaran tersebut. Kini, pendiri dan CEO 23andMe, Anne Wojcicki, sedang mempertimbangkan untuk menjual perusahaan, yang membuat banyak orang khawatir tentang keamanan data genetik mereka.
Meskipun 23andMe memiliki kebijakan privasi, perusahaan ini tidak terikat oleh undang-undang perlindungan data kesehatan seperti HIPAA, sehingga mereka dapat mengubah kebijakan tersebut kapan saja. Pengguna yang ingin melindungi data mereka disarankan untuk menghapus akun mereka, meskipun ada kemungkinan beberapa informasi tetap disimpan oleh perusahaan. Sekitar 80% pengguna 23andMe telah setuju untuk berbagi data mereka untuk tujuan penelitian, dan meskipun mereka bisa membatalkan persetujuan tersebut, tidak ada cara untuk menghapus informasi yang sudah dibagikan.