Courtesy of TechCrunch
Perusahaan perangkat lunak rantai pasokan, Blue Yonder, sedang menyelidiki klaim pencurian data setelah kelompok ransomware bernama "Termite" mengancam akan mempublikasikan data yang dicuri dari mereka. Serangan siber ini terjadi pada 21 November dan mengakibatkan pencurian sekitar 680 gigabyte data, termasuk dokumen dan daftar email. Blue Yonder, yang melayani banyak perusahaan besar seperti DHL dan Starbucks, mengonfirmasi bahwa mereka sedang bekerja sama dengan ahli keamanan siber untuk menangani masalah ini.
Kelompok Termite, yang diduga merupakan rebranding dari kelompok ransomware Babuk yang terkenal, telah mengancam untuk merilis data yang dicuri "segera." Meskipun Blue Yonder tidak mengungkapkan rincian tentang data yang dicuri atau apakah mereka diminta untuk membayar tebusan, mereka telah memberi tahu pelanggan yang terdampak dan berusaha membantu mereka selama proses pemulihan. Beberapa pelanggan, termasuk supermarket di Inggris dan Starbucks, telah mengonfirmasi bahwa mereka terpengaruh oleh serangan ini.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Blue Yonder terkait klaim pencurian data?A
Blue Yonder sedang menyelidiki klaim pencurian data dan bekerja sama dengan ahli keamanan siber eksternal.Q
Siapa yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber ini?A
Kelompok ransomware Termite mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.Q
Apa jenis data yang diklaim dicuri oleh kelompok ransomware?A
Mereka mengklaim telah mencuri 680 gigabyte data, termasuk dokumen dan daftar email.Q
Bagaimana dampak serangan ini terhadap pelanggan Blue Yonder?A
Beberapa pelanggan seperti Starbucks dan supermarket di Inggris mengalami gangguan operasional akibat serangan ini.Q
Apa hubungan antara kelompok Termite dan Babuk?A
Termite diyakini merupakan rebranding dari kelompok ransomware Babuk yang terkenal.