
Perkembangan kecerdasan buatan, khususnya model bahasa besar seperti Claude.ai, mendorong penelitian untuk memahami bagaimana AI digunakan dalam pekerjaan sehari-hari dan bagaimana pengguna merasakan dampaknya. Anthropic mengembangkan alat bernama Clio yang mengumpulkan data secara privasi melalui wawancara yang otomatis dan luas, membantu para peneliti mengumpulkan opini banyak orang dengan cara baru.
Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa sebagian besar penggunaan Claude.ai berfokus pada tugas-tugas terkait pekerjaan seperti pengkodean dan pengembangan aplikasi web dan mobile. Selain itu, sektor pendidikan dan bisnis juga mendapatkan manfaat cukup besar dengan penggunaan AI ini. Responden terdiri dari berbagai latar belakang profesi, dengan fokus utama pada bidang teknologi dan matematika.
Meski begitu, masih ada tantangan stigma negatif terhadap penggunaan AI. Beberapa pekerja, khususnya di bidang penjualan dan manajemen, merasa bahwa penggunaan AI dianggap curang atau malas oleh rekan dan atasan, sehingga mereka mengalami diskriminasi. Hal ini menunjukkan bahwa meski teknologi AI merangsang produktivitas, masih dibutuhkan perubahan budaya agar penggunaannya lebih diterima secara luas.
Metode yang digunakan dalam survei ini disebut semi-terstruktur, yang merupakan kombinasi wawancara dengan pertanyaan terbuka dan survei yang menjangkau banyak orang. Gabungan metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi mendalam sekaligus data yang representatif, sehingga memahami sikap dan harapan pengguna terhadap peran AI menjadi lebih akurat.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan optimisme besar terhadap AI di berbagai bidang kerja, dengan banyak orang melihatnya sebagai alat bantu yang produktif. Namun, tantangan budaya dan stigma negatif masih harus diatasi agar penggunaan AI dapat benar-benar menjadi bagian integral yang diterima di lingkungan profesional dan sosial.