Fokus
Teknologi

Lanskap Industri Gaming yang Berkembang: Menyeimbangkan Nostalgia, Inovasi Web3, dan Pertumbuhan Esports

Share

Cerita ini mengulas evolusi industri game yang semakin kompetitif dengan banjir rilis dan inovasi. Dari game klasik yang mengusung nilai nostalgia, penerapan teknologi Web3 yang mengubah dinamika RPG, hingga peran esports sebagai pendorong pertumbuhan, industri game menunjukkan perubahan strategis yang memengaruhi cara konsumen menikmati hiburan dan cara perusahaan mengembangkan produk.

09 Des 2025, 14.35 WIB

Nex Playground: Konsol Murah yang Kalahkan Penjualan PS5 Jelang Black Friday

Nex Playground: Konsol Murah yang Kalahkan Penjualan PS5 Jelang Black Friday
Menjelang perayaan Black Friday pada November 2025, sebuah konsol baru bernama Nex Playground berhasil mengejutkan pasar dengan mengalahkan penjualan PlayStation 5 milik Sony. Laporan ini didasarkan pada data dari Circana, sebuah layanan pelacakan ritel yang mencatat penjualan pada minggu yang berakhir 22 November 2025. Nex Playground yang diluncurkan pada 2023 menempatkan diri sebagai perangkat game untuk anak-anak dengan bentuk kecil dan teknologi pelacakan gerak yang memungkinkan permainan tanpa perlu pengontrol tradisional. Ini berbeda jauh dengan konsol seperti PS5 dan Nintendo Switch yang menggunakan kontroler. Konsol ini memiliki berbagai permainan populer di kalangan anak-anak, mulai dari Barbie, Bluey, Fruit Ninja, hingga Teenage Mutant Ninja Turtles. Konsep dan pemilihan permainan tersebut sangat cocok untuk keluarga yang ingin menghibur anak-anak mereka dengan cara yang interaktif. Salah satu keunggulan utama Nex Playground adalah harganya yang jauh lebih terjangkau, yakni sekitar USRp 4.09 juta ($249) atau setara Rp 4,1 juta, dibandingkan dengan Nintendo Switch yang mulai dari USRp 740.01 juta ($449,99) dan PS5 yang dijual seharga USRp 822.23 juta ($499,99) . Harga yang lebih murah ini menjadi daya tarik kuat bagi konsumen. Dalam waktu hanya dua tahun sejak diluncurkan, Nex Playground telah menunjukkan kemampuan untuk bersaing dengan pesaing besar di pasar konsol game. Keberhasilannya ini mungkin akan mengubah lanskap industri gaming, khususnya dalam segmen perangkat yang ditujukan untuk anak-anak dan keluarga.
08 Des 2025, 17.45 WIB

Kapan Xbox Year in Review 2025 Rilis? Prediksi Waktu dan Fitur Menariknya

Kapan Xbox Year in Review 2025 Rilis? Prediksi Waktu dan Fitur Menariknya
Setiap akhir tahun, platform hiburan dan game sering merilis rekap pengalaman pengguna selama setahun, seperti Spotify Wrapped. Microsoft juga memiliki fitur Xbox Year in Review yang menunjukkan statistik bermain game pengguna selama tahun tersebut di ekosistem Xbox. Namun, hingga kini belum ada pengumuman resmi tentang tanggal rilis Xbox Year in Review 2025, sehingga penggemar menebak-nebak waktu peluncurannya berdasarkan pola tahun sebelumnya dan event besar lainnya. Dari data tahun-tahun sebelumnya, Xbox Year in Review biasanya muncul di awal atau pertengahan Desember. Microsoft cenderung menghindari tanggal rilis yang bertepatan dengan PlayStation Wrap-Up, yang rutin dirilis pada Selasa kedua Desember. Tahun 2024 hadir pada 4 Desember, sementara 2023 dirilis 12 Desember berbarengan dengan PlayStation Wrap-Up. Oleh karena itu, prediksi terbaik adalah tanggal 10 Desember 2025 untuk peluncuran fitur ini. Saat Xbox Year in Review sudah tersedia, pengguna dapat mengaksesnya di https://xbox.com/year-in-review dan masuk dengan akun Xbox mereka. Fitur ini menampilkan berbagai statistik personal seperti waktu bermain, pencapaian, genre favorit, serta teman yang sering diajak bermain bersama. Fitur ini juga memungkinkan pengguna berbagi hasil rekap statistik mereka ke media sosial, membuatnya lebih interaktif dan menyenangkan. Xbox Year in Review versi sebelumnya menyediakan data lengkap termasuk tiga game paling sering dimainkan, ragam genre, dan desain tampilan yang disesuaikan dengan game favorit pengguna. Ada kemungkinan pada tahun 2025 fitur akan diperluas dengan pemisahan waktu bermain berdasarkan platform seperti konsol Xbox, PC, handheld, dan cloud gaming, sehingga memberi gambaran lebih lengkap aktivitas bermain. Ketersediaan fitur ini biasanya dibatasi waktu dan pada tahun 2024 berlangsung hingga 31 Januari 2025. Diprediksi Xbox Year in Review 2025 juga akan tersedia sampai 31 Januari 2026. Gamer yang ingin mengetahui detail pengalaman bermainnya selama 2025 disarankan untuk sering memantau pengumuman resmi dari Microsoft agar tidak ketinggalan momen seru ini.
08 Des 2025, 15.31 WIB

Octopath Traveler 0: Prekuel Menarik dengan Fitur Bangun Kota dan Pertarungan Seru

Octopath Traveler 0 mempersembahkan sebuah pengalaman baru sebagai prekuel dari dua game Octopath Traveler sebelumnya. Game ini mempertahankan gaya HD-2D yang unik dengan karakter sprite 2D dan kamera tilt-shift yang memberikan nuansa nostalgia sekaligus modern pada visualnya. Pemain disuguhkan dunia luas untuk dijelajahi sekaligus menggunakan sistem pertarungan break dan boost yang sudah dikenal sebelumnya. Berbeda dengan game sebelumnya, Octopath Traveler 0 memperkenalkan mekanisme pembangunan kota dengan membangun kembali kota Wishvale yang hancur di awal permainan. Ini menambah kompleksitas dan kedalaman gameplay, menawarkan sesuatu yang baru sekaligus menantang para pemain untuk mengatur dan mengelola kota mereka sembari melanjutkan eksplorasi dan pertarungan. Dalam segi gameplay, pertarungan tetap dipertahankan cepat dan menyenangkan dengan leveling yang terasa tidak membosankan. Musuh dan boss yang kuat bisa ditaklukkan dengan strategi membangun kekuatan dan kelemahan yang tepat. Game ini juga memiliki batasan jumlah bangunan yang dapat didirikan, tergantung dari platform yang digunakan, dengan versi Switch 2 memiliki kapasitas maksimum 400 bangunan. Meskipun Octopath Traveler merupakan pionir dalam gaya seni HD-2D di dunia gaming, setelah kedatangan remake dari Dragon Quest trilogy, posisi game ini dalam genre tersebut sedikit turun. Namun, Octopath Traveler 0 tetap menjadi permainan yang solid dan layak dimainkan dengan berbagai inovasi yang membuatnya menarik bagi penggemar lama maupun baru. Secara keseluruhan, Octopath Traveler 0 merupakan tambahan berharga bagi seri Octopath Traveler, dengan gameplay yang sudah dikenal tetap kuat dan inovasi berupa pembangunan kota yang membawa elemen baru. Dengan harga Rp 82.21 juta ($49,99) dan tersedia di berbagai platform, game ini menjadi pilihan tepat bagi para penggemar JRPG yang mencari pengalaman bermain yang nostalgia namun tetap fresh dan menarik.
08 Des 2025, 07.00 WIB

Non-Player Combat: Seri AI dengan Karakter Otonom Bertahan Hidup di Pulau

Tom Paton dan tim kecilnya di Inggris mengembangkan sebuah studio bernama AiMation Studios yang berfokus pada pembuatan konten animasi AI generatif panjang. Setelah sukses dengan film fitur animasi AI pertamanya, mereka kini meluncurkan seri baru bernama Non-Player Combat yang menggabungkan unsur game dan dokumenter. Non-Player Combat menampilkan enam karakter AI berpenampilan photorealistic yang ditempatkan dalam simulasi bertahan hidup di pulau dengan berbagai lanskap. Setiap karakter dibuat dengan latar belakang psikologis mendalam yang memungkinkan mereka membuat keputusan sendiri secara otonom selama simulasi. Tim produksi menggunakan platform Omnigen yang dikembangkan sendiri untuk mengatur perilaku dan pengambilan keputusan karakter. Mereka juga menggunakan teknologi synthetic voice dari ElevenLabs dan model generatif dari ByteDance untuk menciptakan suara dan visual. Seri ini diproduksi dengan biaya sekitar 28 ribu dollar untuk seluruh musim. Tidak ada skenario tertentu yang ditentukan oleh penulis, sehingga hasil dari simulasi seperti siapa yang bertahan atau mati adalah murni hasil dari interaksi AI. Episod-episod disusun dari catatan simulasi yang menggabungkan elemen dramatis berbasis karakter dan alur cerita yang tidak bisa diprediksi. Non-Player Combat dianggap sebagai format hiburan baru yang menggabungkan storytelling dengan teknologi AI generatif di mana karakter hidup dan berkembang secara real time. Seri ini akan mulai tayang pada 8 Desember dan diharapkan menjadi titik awal tren baru dalam industri hiburan AI.
07 Des 2025, 20.00 WIB

Panduan Installer: Rekomendasi Terbaik Teknologi dan Hiburan Akhir Tahun

Dalam edisi Installer No. 108 ini, penulis berbagi pengalaman dan rekomendasi seputar teknologi dan hiburan favoritnya akhir-akhir ini. Mulai dari game legendaris Red Dead Redemption yang kini hadir di mobile dan konsol modern, hingga aplikasi baru seperti Fizzy, sebuah tool kanban open-source yang cepat dan bersih untuk manajemen proyek. Penulis juga membahas seputar game Metroid Prime 4 yang sudah dinanti para pemilik konsol Switch 2 dan dianggap layak untuk dicoba meskipun ada beberapa elemen game modern yang mungkin masih terasa. Selain itu, film dokumenter tentang Jeff Buckley juga direkomendasikan untuk pecinta musik yang ingin mengenal lebih jauh perjalanan musisi legendaris itu. Di sisi produktivitas, Raycast menjadi fokus khusus karena menggabungkan fungsi launcher, pencatat catatan, dan AI chat dalam satu aplikasi yang sangat membantu aktivitas kerja dan digital. Penulis pun berjanji akan membagikan cara penggunaan Raycast secara mendalam di masa depan. Selain rekomendasi dari penulis, ada juga berbagai masukan menarik dari komunitas Installer tentang gadget dan aplikasi favorit mereka sekarang, mulai dari speaker portabel Nomad, lampu monitor BenQ ScreenBar Pro, hingga game populer seperti Arc Raiders dan Vampires SMP di Minecraft. Hal ini menunjukkan beragam kebutuhan dan minat pengguna teknologi masa kini. Secara keseluruhan, edisi Installer kali ini memberikan wawasan yang segar dan relevan untuk membantu pembaca memilih game, aplikasi, dan gadget yang bermanfaat sekaligus menghibur di akhir tahun, sekaligus mengajak pembaca untuk berbagi pengalaman mereka lewat komunikasi langsung dengan tim Installer.
07 Des 2025, 01.49 WIB

Five Nights at Freddy’s 2 Pecahkan Rekor Perbedaan Skor Kritikus dan Penonton

Film Five Nights at Freddy’s 2 baru-baru ini menjadi perbincangan hangat karena catatan rekor yang dibuatnya di situs penilaian film Rotten Tomatoes. Meskipun dikritik sangat buruk oleh para kritikus dengan skor hanya 13%, film ini justru mendapatkan sambutan luar biasa dari penonton, khususnya para penggemar game aslinya, dengan perbedaan skor mencapai 75%. Perbedaan skor yang sangat besar ini tidak hanya langka di dunia film adaptasi video game, tapi juga di seluruh sejarah Rotten Tomatoes, melebihi gap pada film kontroversial seperti The Last Jedi atau film kultus Super Troopers. Hal ini menunjukkan bahwa para penggemar Five Nights at Freddy’s sangat toleran dan setia pada film yang mereka anggap menyenangkan dan akurat dengan game favorit mereka. Sebagian besar film adaptasi video game biasanya memiliki perbedaan skor kritikus dan penonton yang jauh lebih kecil, biasanya tidak lebih dari 35%. Oleh karena itu, fenomena yang dialami Five Nights at Freddy’s 2 dianggap luar biasa dan menarik perhatian karena menunjukkan dinamika unik antara kritikus dan basis penggemar khusus. Film pertama Five Nights at Freddy’s sendiri telah meraih kesuksesan besar di box office dengan pendapatan yang jauh lebih besar dari biaya produksinya. Melihat hal tersebut, tidak mengherankan jika sekuel ini pun diprediksi akan mengikuti jejak kesuksesan finansial meskipun mendapat banyak kritik negatif. Fenomena ini memperlihatkan bahwa dalam dunia adaptasi video game, hasil ulasan kritikus tidak selalu mencerminkan performa film di pasar. Kesetiaan penggemar dan kepuasan terhadap kesesuaian film dengan game aslinya masih menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan sebuah film.
07 Des 2025, 00.52 WIB

Kesempatan Besar Film Ketiga Five Nights at Freddy’s Terungkap Setelah Sekuel Sukses

Film Five Nights at Freddy’s yang dirilis pada tahun 2023 menjadi fenomena global dengan pendapatan mendekati 300 juta dolar dari anggaran hanya 20 juta dolar. Kesuksesan ini memicu produksi sekuel yang berjudul Five Nights at Freddy’s 2, yang baru saja dirilis di bioskop. Meskipun mendapat kritik yang kurang positif, film ini masih berhasil menarik banyak penonton di seluruh dunia. Five Nights at Freddy’s 2 mengisahkan kelanjutan cerita satu tahun setelah kejadian di film pertama. Tokoh utama seperti Mike, Vanessa, dan Abby kembali menghadapi animatronik Freddy dan kawan-kawan yang membawa kembali teror dan misteri. Film ini juga menampilkan aktor baru seperti Freddy Carter, Wayne Knight, dan Mckenna Grace yang menambah warna di franchise ini. Skor kritik untuk sekuel kedua ini memang rendah, hanya sekitar 13%, namun hal ini tidak memengaruhi minat para penggemar dan penonton di bioskop. Produser Jason Blum dan aktor Matthew Lillard bahkan menyatakan bahwa masa depan franchise sangat bergantung pada hasil penjualan tiket sekuel ini. Dalam sebuah panel di San Diego Comic Con 2025, Jason Blum dan Matthew Lillard mengonfirmasi bahwa jika film kedua berhasil, mereka sangat antusias untuk melanjutkan cerita ke film ketiga. Film ini pun sudah menyisipkan adegan tambahan di akhir kredit yang membuka jalan menuju sekuel berikutnya. Proyeksi pembukaan film kedua ini di Amerika Utara diperkirakan mencapai 56,5 juta dolar, jauh melebihi anggaran produksi sebesar 36 juta dolar. Dengan angka ini, sangat besar kemungkinan produksi film ketiga Five Nights at Freddy’s akan terealisasi dan melanjutkan kisah horor animatronik yang menegangkan.