Courtesy of LiveScience

Musim Dingin: Perbedaan Antara Musim Dingin Meteorologis dan Astronomis

Menjelaskan perbedaan antara musim dingin meteorologis dan astronomis serta menyoroti pentingnya titik balik matahari musim dingin sebagai awal musim dingin yang sesungguhnya di Belahan Bumi Utara.

11 Des 2025, 18.00 WIB

172 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Musim dingin astronomi dimulai pada 21 Desember dan berakhir pada 20 Maret.
Solstis musim dingin menandai hari terpendek dalam setahun di belahan Bumi utara.
Stonehenge adalah lokasi penting yang merayakan solstis musim dingin dengan hubungan kuat antara budaya dan astronomi.

Belahan Bumi Utara, Dunia - Musim dingin di Belahan Bumi Utara dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu meteorologis dan astronomis. Musim dingin meteorologis dihitung berdasarkan kalender cuaca dan berlangsung dari 1 Desember hingga akhir Februari. Sementara itu, musim dingin astronomis didasarkan pada posisi Bumi dan Matahari di angkasa yang membuat titik balik matahari musim dingin menjadi awal musim dingin secara ilmiah.

Titik balik matahari musim dingin terjadi pada 21 Desember ketika Bumi condong menjauh dari Matahari di Belahan Bumi Utara, menyebabkan hari paling pendek dan malam paling panjang. Fenomena ini terjadi karena sumbu Bumi miring sekitar 23,5 derajat terhadap orbitnya, sehingga mengubah jumlah cahaya matahari yang diterima di tiap wilayah selama setahun.

Pada hari titik balik matahari, posisi Matahari terlihat tepat di atas Tropic of Capricorn, yang berada sekitar 23,5 derajat di bawah garis khatulistiwa, melintasi beberapa negara seperti Argentina, Australia, dan Brazil. Hal ini menandai pergeseran dari hari-hari semakin pendek menuju hari-hari yang akan semakin panjang sebagai tanda datangnya musim semi.

Berbeda dengan Belahan Bumi Utara, di Belahan Bumi Selatan hari tersebut menjadi titik awal musim panas karena sumbu Bumi di sana condong ke arah Matahari. Titik balik ini juga menjadi alasan utama kenapa fenomena siang dan malam sangat ekstrem terjadi di daerah kutub, seperti tidak terbitnya Matahari di Kutub Utara dan tidak terbenamnya Matahari di Kutub Selatan selama beberapa waktu.

Titik balik matahari musim dingin sudah lama menjadi perayaan penting di banyak budaya, seperti di Stonehenge, Inggris, yang dibangun ribuan tahun lalu untuk menandai fenomena ini. Perayaan tersebut menandai ‘kelahiran kembali’ Matahari karena setelah titik balik ini, hari-hari mulai menjadi lebih panjang dan lebih terang.

Referensi:
[1] https://www.livescience.com/space/astronomy/when-does-winter-start-your-guide-to-the-2025-winter-solstice

Analisis Ahli

Dr. John A. Eddy (Ahli Astronomi)

"Titik balik matahari merupakan fenomena astronomi yang esensial untuk mempelajari siklus alam dan hubungan Bumi dengan Matahari, yang berdampak pada iklim dan kehidupan manusia."

Prof. Sarah Johnson (Meteorolog)

"Musim dingin meteorologis memudahkan peramalan dan penyesuaian aktivitas manusia karena berdasarkan statistik cuaca yang stabil setiap tahunnya."

Analisis Kami

"Memahami perbedaan musim dingin meteorologis dan astronomis adalah penting agar masyarakat tidak salah mengartikan fenomena alam yang terjadi. Penggunaan titik balik matahari sebagai penanda musim memberikan perspektif yang lebih ilmiah dan akurat tentang bagaimana rotasi dan kemiringan Bumi mempengaruhi perubahan musim."

Prediksi Kami

Pemahaman yang lebih baik tentang musim dingin astronomis akan semakin meningkatkan ketertarikan pada fenomena alam dan perayaan tradisional yang berkaitan dengan titik balik matahari, sekaligus memperbaiki prakiraan cuaca dan adaptasi sosial terhadap perubahan musim.