
Courtesy of Forbes
Menghadapi Risiko Iklim dan Investasi Berkelanjutan di Tahun 2025
Memberikan panduan praktis dan menegaskan pentingnya manajemen risiko iklim fisik yang sistemik dalam portofolio investasi serta mendorong transformasi kebijakan dan praktik di sektor keuangan agar dapat menangani risiko iklim, kerugian alam, dan isu sosial secara terpadu demi stabilitas dan nilai jangka panjang investasi.
11 Des 2025, 00.01 WIB
114 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Risiko iklim dan ketergantungan pada alam harus diintegrasikan ke dalam analisis risiko kredit.
- Pentingnya retrofit sebagai investasi strategis untuk mengurangi risiko iklim dan meningkatkan ketahanan keuangan.
- Perubahan narasi menuju keberlanjutan harus didorong dalam keputusan keuangan untuk mencapai transformasi yang berarti.
London, Inggris; Singapura, Singapura; Indonesia, Malaysia - Tahun 2025 menjadi titik balik penting dimana geopolitik dan perubahan iklim mengubah lanskap investasi global. Amerika Serikat mundur dari sejumlah komitmen iklim, sementara negara-negara lain, terutama di Asia, tetap melaju dengan semangat pengurangan risiko iklim dan adaptasi. Investor pun menunda keputusan karena ketidakpastian pasar akibat dinamika politik. Namun di balik stagnasi ini, banyak upaya untuk mengembangkan panduan dan strategi mengelola risiko iklim fisik yang mengancam ekonomi dan portofolio keuangan saat ini.
Melalui kerja sama dengan Investment Leaders Group dan ClimateWise, kami berhasil mengidentifikasi kebutuhan akan manajemen risiko yang sistemik untuk mengelola dampak nyata seperti banjir, kekeringan, dan cuaca ekstrem. Kasus nyata yang kami bahas adalah perumahan di Inggris yang menyumbang 12% emisi gas rumah kaca dan mengalami risiko nilai properti akibat buruknya efisiensi energi. Kami mengusulkan agar retrofit rumah dilihat sebagai investasi strategis yang dapat mendeteksi risiko kredit dan memberikan nilai tambah melalui proses pembiayaan yang mengintegrasikan perbaikan energi.
Risiko alam juga menjadi fokus penting, terutama yang berkaitan dengan industri kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia. Bersama bank-bank Singapura, kami menemukan bahwa pihak di hulu rantai pasokan lebih rentan terhadap risiko alam daripada perusahaan terpadu. Hal ini menegaskan pentingnya analisis risiko yang tepat di setiap tahapan portofolio. Selain itu, blended finance di pasar berkembang terus mengalami hambatan karena persepsi risiko yang masih besar, menunjukkan perlunya upaya sinergis antara data, kebijakan, dan infrastruktur pasar agar modal pribadi dapat mengalir dengan lancar.
Dalam laporan 'Rewiring Finance' yang kami terbitkan, terlihat jelas bahwa transformasi keuangan membutuhkan tiga pergeseran kunci: adanya kebijakan transisi yang mendorong keberlanjutan, perubahan narasi dari kepatuhan ke nilai dan transformasi, serta integrasi prinsip keberlanjutan dalam struktur keuangan inti. Ini bukan hanya soal menambah aturan, tapi mengubah mindset dan insentif agar keberlanjutan menjadi bagian dari bisnis seperti biasa, bukan ekstra tugas.
Melangkah ke 2026, kebutuhan mendesak adalah membangun kerangka insurabilitas yang jelas, strategi adaptasi di sektor infrastruktur dan pertanian, mempercepat pendanaan terkait alam menjelang COP17, serta analisa risiko persepsi yang sistematis. Mengabaikan hubungan antara iklim, keanekaragaman hayati, dan keadilan sosial akan memperbesar risiko keuangan di masa depan. Momentum sudah tersedia; kini saatnya pemangku kepentingan bertindak cepat dan terkoordinasi agar kita tidak lagi terjebak dalam kebuntuan investasi akibat ketidakpastian risiko iklim dan sosial.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/ninaseega/2025/12/10/beyond-the-recalibration-what-finance-must-do-differently-in-2026/
[1] https://www.forbes.com/sites/ninaseega/2025/12/10/beyond-the-recalibration-what-finance-must-do-differently-in-2026/
Analisis Ahli
Mark Carney
"Manajemen risiko iklim harus dipandang sebagai pusat kebijakan ekonomi dan keuangan untuk menghindari krisis sistemik yang lebih besar di masa depan."
Christiana Figueres
"Kolaborasi lintas sektor dan investasi berkelanjutan yang dipimpin oleh data dan standar jelas akan menjadi penentu keberhasilan transisi iklim global."
Jonathan E. Field
"Pendekatan finansial saat ini terlalu konservatif terhadap risiko iklim dan alam, memperlambat dampak positif dari investasi adaptasi dan mitigasi."
Analisis Kami
"Pendekatan dua arah yang menggabungkan ketahanan portofolio dan investasi untuk memperkuat ekosistem keuangan adalah kunci, namun implementasinya masih terhambat oleh struktur kebijakan yang belum produsen keberlanjutan. Jika tidak ada pergeseran nyata dalam kebijakan dan insentif, risiko iklim dan kerugian alam akan terus menjadi bom waktu yang mengancam stabilitas finansial secara luas."
Prediksi Kami
Di tahun-tahun mendatang, akan terjadi akselerasi dalam pembentukan regulasi dan standar tata kelola risiko iklim yang lebih ketat serta integrasi keberlanjutan dalam proses finansial, mendorong investasi yang lebih adaptif dan berkelanjutan terutama di sektor perumahan, agrikultur, dan infrastruktur, namun tanpa tindakan terkoordinasi yang kuat, keragu-raguan investor berpotensi memperlambat kemajuan transformasi.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi fokus utama artikel ini?A
Fokus utama artikel ini adalah bagaimana membangun portofolio investasi yang tahan terhadap risiko iklim saat ini.Q
Mengapa retrofit dianggap penting dalam konteks risiko iklim?A
Retrofit dianggap penting karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan aset terhadap perubahan iklim.Q
Apa peran bank dalam mengatasi risiko iklim di sektor perumahan?A
Bank dapat mengintegrasikan retrofit dalam proses pinjaman melalui penetapan harga yang disesuaikan dengan risiko untuk mendorong perbaikan energi.Q
Bagaimana persepsi risiko mempengaruhi aliran modal di pasar keuangan?A
Persepsi risiko mempengaruhi aliran modal karena investor cenderung tidak berinvestasi di tempat yang dianggap berisiko tinggi, bahkan jika risiko tersebut tidak sepenuhnya akurat.Q
Apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan sistemik terhadap risiko iklim?A
Untuk meningkatkan ketahanan sistemik, diperlukan kerjasama antara pemerintah dan lembaga keuangan dengan data dan standar yang sejalan.



