Fosil Burung 120 Juta Tahun Menjadi Bukti Mati Karena Tersedak Batu
Courtesy of InterestingEngineering

Fosil Burung 120 Juta Tahun Menjadi Bukti Mati Karena Tersedak Batu

Mengungkap penyebab kematian burung purba Chromeornis funkyi dengan analisis adanya batu di kerongkongan serta memberikan wawasan tentang perilaku makannya dan dampaknya yang berpotensi membantu pemahaman tentang kepunahan spesies burung masa lalu dan kaitannya dengan konservasi saat ini.

08 Des 2025, 20.23 WIB
29 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Fosil Chromeornis funkyi menunjukkan bahwa burung purba dapat mengalami perilaku yang tidak biasa saat sakit.
  • Penemuan ini menyoroti pentingnya gastroliths dalam konteks paleontologi dan perilaku hewan.
  • Studi tentang enantiornithines dapat memberikan wawasan berharga untuk upaya konservasi di masa depan.
Chicago, Amerika Serikat - Para ilmuwan dari Museum Field Chicago menemukan fosil burung purba yang berukuran sebesar burung pipit dengan batu-batu kecil tersangkut di tenggorokannya. Burung ini hidup sekitar 120 juta tahun lalu dan merupakan spesies baru yang dinamakan Chromeornis funkyi.
Batu-batu tersebut terdiri dari lebih dari 800 butir dan berukuran sangat kecil, termasuk beberapa yang lebih mirip bola tanah liat, yang ditemukan bukan di lambung atau perut seperti pada burung modern yang menggunakan batu untuk membantu pencernaan.
Ilmuwan berhipotesis bahwa burung ini sedang sakit dan menelan batu dalam jumlah besar yang tidak biasa, lalu berusaha untuk memuntahkannya sekaligus. Namun, batu-batu itu tersangkut di tenggorokannya sehingga menyebabkan burung ini mati karena tersedak.
Spesies Chromeornis funkyi termasuk dalam kelompok enantiornithines yang merupakan burung paling dominan pada masa Kretaseus, sebelum punah akibat tumbukan asteroid sekitar 66 juta tahun lalu. Studi ini penting untuk memahami faktor penyebab kepunahan mereka.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang perilaku burung purba dan kejadian kematian mereka yang tidak biasa, serta bisa membantu para ilmuwan memprediksi dan memahami kepunahan massal pada masa kini untuk mendukung upaya konservasi.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/120-million-year-old-fossil-bird

Analisis Ahli

Jingmai O’Connor
"Penemuan batu di kerongkongan adalah indikasi luar biasa bahwa burung ini mungkin mengalami perilaku tidak biasa akibat sakit, yang berkontribusi pada kematiannya. Studi ini memperkuat pentingnya pemahaman detail tentang fosil untuk mengetahui aspek kehidupan purba yang tersembunyi."

Analisis Kami

"Penemuan ini sangat menarik karena menunjukkan hubungan langsung antara perilaku makan abnormal dan kematian pada spesies burung purba, yang sebelumnya belum pernah terlihat dalam catatan fosil. Ini membuka peluang baru untuk meneliti perilaku stres atau sakit pada hewan purba yang dapat menjelaskan faktor internal penyebab kematian mereka."

Prediksi Kami

Penemuan ini dapat memicu semakin banyak penelitian fosil burung purba yang mencoba mengungkap penyebab kematian spesies lama dan perilaku hidupnya, sekaligus memperdalam pemahaman tentang penyebab kepunahan massal dan bagaimana kita bisa mencegahnya di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menyebabkan Chromeornis funkyi mati?
A
Chromeornis funkyi kemungkinan mati karena tersedak batu-batu kecil yang terjebak di tenggorokannya.
Q
Di mana fosil Chromeornis funkyi ditemukan?
A
Fosil Chromeornis funkyi ditemukan di koleksi Museum Alam Shandong Tianyu di China.
Q
Apa itu gastroliths dan bagaimana hubungannya dengan burung ini?
A
Gastroliths adalah batu yang ditelan oleh burung untuk membantu pencernaan, namun dalam kasus ini, batu-batu tersebut bukan digunakan untuk tujuan itu.
Q
Siapa yang menemukan spesies baru ini?
A
Spesies baru ini ditemukan oleh Jingmai O’Connor, seorang kurator di Field Museum.
Q
Mengapa penelitian ini penting untuk pemahaman tentang burung purba?
A
Penelitian ini penting untuk memahami evolusi burung purba dan dampaknya terhadap konservasi saat ini.