Vaksin Eksperimental Cegah Reaksi Alergi Parah Hingga Setahun pada Tikus
Courtesy of NatureMagazine

Vaksin Eksperimental Cegah Reaksi Alergi Parah Hingga Setahun pada Tikus

Mengembangkan vaksin eksperimental yang dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap reaksi alergi parah dengan menargetkan antibodi IgE, sehingga mencegah terjadinya reaksi alergi berat dan anafilaksis.

03 Des 2025, 07.00 WIB
261 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Vaksin baru ini menunjukkan potensi dalam mencegah reaksi alergi parah pada tikus.
  • Vaksin ini dapat menawarkan perlindungan yang lebih lama dibandingkan dengan terapi yang ada saat ini.
  • Penelitian ini memberikan harapan baru dalam pengembangan vaksin untuk alergi pada manusia.
Melbourne, Australia dan Toulouse, Prancis - Penelitian baru menunjukkan vaksin eksperimental dapat melindungi tikus yang dimodifikasi secara genetik dari reaksi alergi parah selama hingga satu tahun. Vaksin ini menargetkan antibodi imunoglobulin E atau IgE, yang bertanggung jawab memicu reaksi alergi termasuk anafilaksis yang berpotensi fatal.
IgE bekerja dengan mengikat reseptor pada sel imun, kemudian memicu pelepasan histamin yang menyebabkan gejala alergi seperti batuk, mengi, dan bentol-bentol. Dalam kasus alergi, IgE bereaksi terhadap protein yang biasanya tidak berbahaya seperti kacang atau bulu kucing.
Vaksin ini bekerja dengan merangsang tubuh memproduksi antibodi yang mengikat IgE dan menghalangi IgE untuk mengaktifkan sel imun. Hasilnya, tikus yang divaksinasi menunjukkan reaksi alergi ringan saja dan tidak ada yang meninggal saat terkena alergen, sementara sebagian besar tikus tanpa vaksin mati.
Penelitian dilakukan pada tikus yang dimodifikasi agar memiliki reseptor IgE manusia, yang sebelumnya tidak tersedia 30 tahun lalu sehingga membuat pengujian vaksin anti-IgE menjadi lebih akurat. Ini menunjukkan kemajuan teknologi sangat membantu dalam riset alergi.
Vaksin juga berpotensi menawarkan perlindungan lebih tahan lama dibandingkan terapi injeksi monoclonal antibody seperti omalizumab yang harus diberikan setiap dua minggu. Meskipun masih tahap awal, vaksin ini membuka harapan baru untuk pencegahan alergi.
Referensi:
[1] https://nature.com/articles/d41586-025-03960-2

Analisis Ahli

Mimi Tang
"Ini adalah bukti konsep yang sangat menjanjikan tentang cara vaksin dapat melatih tubuh menghasilkan antibodi terhadap IgE, membuka jalan bagi metode pencegahan alergi yang lebih praktis daripada terapi saat ini."

Analisis Kami

"Inovasi vaksin ini sangat menjanjikan karena mengusung pendekatan protektif jangka panjang yang belum pernah ada sebelumnya dalam pengobatan alergi. Tantangannya ke depan adalah menguji keamanan dan efektivitasnya pada manusia, serta memastikan tidak ada efek samping jangka panjang yang merugikan."

Prediksi Kami

Vaksin anti-IgE ini bisa dikembangkan untuk penggunaan pada manusia dan menjadi terapi jangka panjang yang efektif dalam mencegah alergi makanan dan anafilaksis, menggantikan terapi berbasis monoclonal antibodies saat ini.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dituju vaksin eksperimen ini?
A
Vaksin eksperimen ini ditujukan untuk melindungi tikus yang dimodifikasi secara genetik dari reaksi alergi yang parah.
Q
Bagaimana cara kerja vaksin dalam mencegah reaksi alergi?
A
Vaksin ini bekerja dengan memicu produksi antibodi yang mengikat IgE, sehingga mengurangi IgE yang tersedia untuk memicu respons imun terhadap alergen.
Q
Apa yang terjadi pada tikus yang tidak divaksinasi saat terpapar alergen?
A
Tikus yang tidak divaksinasi mengalami reaksi alergi parah dan delapan dari sembilan tikus tersebut meninggal dalam waktu 30 menit setelah terpapar alergen.
Q
Siapa yang menyatakan bahwa temuan vaksin ini adalah bukti konsep yang menarik?
A
Mimi Tang adalah peneliti yang menyatakan bahwa temuan vaksin ini adalah bukti konsep yang menarik.
Q
Apa yang membedakan vaksin ini dari terapi omalizumab?
A
Vaksin ini menawarkan perlindungan jangka panjang dibandingkan dengan terapi omalizumab yang memerlukan injeksi setiap dua minggu.