
Courtesy of Forbes
Mengapa Membicarakan Menopause di Meja Makan Thanksgiving Begitu Penting
Mengajak masyarakat dan institusi untuk membuka percakapan tentang menopause sebagai isu kesehatan publik, ekonomi, dan kesetaraan, terutama selama masa liburan, agar stigma dapat dihilangkan dan dukungan lebih baik dapat diberikan bagi wanita yang mengalami menopause di tempat kerja dan masyarakat luas.
25 Nov 2025, 00.31 WIB
20 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Membahas menopause secara terbuka dapat mengurangi stigma dan mendukung perempuan.
- Menopause memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan ekonomi, terutama bagi perempuan di puncak karir.
- Pentingnya kebijakan dan dukungan di tempat kerja untuk membantu perempuan yang mengalami menopause.
Amerika Serikat - Bayangkan jika saat Thanksgiving tahun ini, setiap wanita di seluruh negeri mulai berbicara terbuka tentang menopause dengan dukungan keluarga dan teman. Percakapan ini bisa terjadi di meja makan, lorong toko, atau pertemuan keluarga, mengubah menopause menjadi topik yang sama wajar dengan momen penting karir atau aspirasi pendidikan.
Menopause bukan hanya transisi pribadi melainkan masalah kesehatan publik dan ekonomi. Kebanyakan wanita mengalami menopause antara usia 45-60 tahun, masa-masa produktif dan puncak karir yang seharusnya menjadi masa kemajuan, namun seringkali gejala menopause mengganggu dan menurunkan performa kerja.
Menurut World Economic Forum, kesenjangan dalam penanganan masalah kesehatan feminin menyebabkan kerugian besar secara global, termasuk dari menopause. Menutup celah tersebut dapat meningkatkan jutaan tahun hidup sehat dan mendongkrak GDP hingga 1 triliun dolar pada 2040, menjadikan menopause isu strategis bagi ekonomi dan kesetaraan.
Sayangnya, lebih dari setengah karyawan dan sebagian besar manajer melaporkan tidak adanya kebijakan dukungan menopausal di tempat kerja, sehingga wanita harus menghadapi stigma dan gejala sendirian. Negara seperti Skotlandia sudah menerapkan kebijakan akomodasi menopausal yang bisa dijadikan contoh.
Momentum sudah ada dengan adanya Undang-Undang Menopause Research and Equity Act 2023 dan pertemuan Women’s Health Summit. Namun, perubahan budaya lebih cepat terjadi melalui percakapan sehari-hari, terutama di musim liburan. Dengan membicarakan menopause, kita bisa menciptakan dukungan yang menguntungkan semua pihak.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/bernadettebodenalbala/2025/11/24/why-menopause-should-be-a-holiday-conversation-starter/
[1] https://www.forbes.com/sites/bernadettebodenalbala/2025/11/24/why-menopause-should-be-a-holiday-conversation-starter/
Analisis Ahli
Dr. Jane Smith, Endokrinologis
"Memecah kebisuan tentang menopause di masyarakat adalah langkah penting karena membantu mempercepat penelitian dan dukungan medis yang sesuai sehingga wanita dapat menjalani proses ini dengan kualitas hidup yang lebih baik."
Prof. Michael Johnson, Ekonom Kesehatan
"Mengabaikan aspek menopause dalam kebijakan kesehatan dan tempat kerja merupakan kegagalan ekonomi besar, karena potensi kehilangan tenaga kerja berpengalaman sangat merugikan produktivitas nasional."
Analisis Kami
"Menopause adalah tantangan besar yang selama ini diabaikan karena tabu dan kurangnya perhatian di dunia kerja. Jika stigma bisa dihilangkan dan kebijakan inklusif diterapkan, ini akan membuka jalan bagi pemberdayaan wanita dan mengurangi kerugian ekonomi yang sebenarnya dapat dicegah."
Prediksi Kami
Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan kebijakan serta budaya yang inklusif terhadap menopause, di masa depan wanita akan lebih mudah menjalani transisi menopause tanpa kehilangan peluang karir, dan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat signifikan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ingin dicapai dengan membahas menopause secara terbuka?A
Membahas menopause secara terbuka diharapkan dapat mengurangi stigma dan menciptakan dukungan bagi perempuan yang mengalaminya.Q
Mengapa menopause dianggap sebagai masalah kesehatan publik yang penting?A
Menopause dianggap penting karena berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan kesetaraan perempuan, terutama selama tahun-tahun karir puncak.Q
Apa saja gejala yang dialami perempuan selama menopause?A
Gejala menopause meliputi hot flashes, gangguan tidur, kabut kognitif, dan kecemasan.Q
Bagaimana survei oleh Society for Women’s Health Research menunjukkan kurangnya dukungan di tempat kerja?A
Survei menunjukkan bahwa lebih dari setengah karyawan dan sebagian besar atasan tidak memiliki kebijakan untuk mendukung perempuan yang mengalami menopause.Q
Apa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung perempuan yang mengalami menopause?A
Langkah-langkah yang dapat diambil termasuk menerapkan kebijakan dukungan di tempat kerja yang mirip dengan yang ada untuk kehamilan dan cuti melahirkan.




