Kenapa Konflik dalam Hubungan Bisa Terus Muncul dan Cara Mengatasinya
Courtesy of Forbes

Kenapa Konflik dalam Hubungan Bisa Terus Muncul dan Cara Mengatasinya

Memberikan pemahaman bahwa 69% konflik dalam hubungan bersifat kekal karena berakar pada kebutuhan psikologis yang lebih dalam, sehingga dengan mengenali dan memahami makna di balik konflik tersebut, pasangan dapat menghadapi dan mengelolanya dengan lebih bijaksana dan penuh empati.

23 Nov 2025, 04.15 WIB
102 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Sebagian besar konflik dalam hubungan adalah konflik yang bersifat perpetual dan tidak dapat diselesaikan secara permanen.
  • Konflik sering kali berakar dari kebutuhan psikologis yang lebih dalam, bukan hanya masalah permukaan.
  • Pasangan perlu mengembangkan empati dan pemahaman untuk dapat mengatasi konflik dengan lebih baik.
Dalam hubungan, sering terjadi konflik yang berulang-ulang walaupun pasangan sudah membicarakannya dan seolah sudah selesai. Banyak orang salah kaprah mengira bahwa masalah yang terus muncul adalah tanda bahwa mereka tidak cocok satu sama lain, padahal menurut penelitian psikologi, 69% konflik dalam hubungan itu sifatnya kekal atau perpetual.
Salah satu alasan utama konflik ini terus muncul adalah karena pasangan sebenarnya tidak sedang berdebat soal hal-hal praktis seperti uang, tugas rumah, atau jadwal keluarga saja, melainkan soal kebutuhan emosional yang lebih dalam. Contohnya kebutuhan untuk merasa dihargai, didukung, atau tidak dikekang dalam hubungan.
Perbedaan kepribadian dan pengalaman masa lalu juga memainkan peran penting, seperti seseorang yang menyukai rutinitas tidak akan bisa tiba-tiba menjadi spontan, atau seseorang yang memproses emosi secara internal sulit untuk langsung mengungkapkan perasaan secara verbal. Hal-hal ini menyebabkan konflik sulit diselesaikan secara permanen.
Dalam dunia psikologi, konflik yang tidak terselesaikan ini disebut 'gridlock', di mana pasangan terjebak dalam pola argumentasi yang dipenuhi emosi negatif dan defensif. Agar bisa keluar dari kebuntuan ini, penting bagi pasangan untuk mencoba menemukan makna emosional di balik konflik dan memperlihatkannya satu sama lain.
Pasangan yang mampu menjalani hubungan dengan konflik kekal biasanya menggunakan lima praktik penting yang membantu mereka mengenali kebutuhan emosional masing-masing dan membangun empati. Ini menunjukkan bahwa konflik yang berulang bukan berarti hubungan itu salah, tapi sebuah kesempatan untuk memahami lebih dalam satu sama lain.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/11/22/1-reason-why-69-of-your-conflict-will-never-go-away-by-a-psychologist/

Analisis Ahli

John Gottman
"Konflik kekal dalam hubungan merupakan fenomena wajar yang harus dihadapi dengan cara memahami makna emosional di balik argumen dan bukan hanya mencoba menyelesaikan masalah secara permukaan."

Analisis Kami

"Pemahaman bahwa konflik dalam hubungan seringkali bukan tentang masalah permukaan, tapi tentang kebutuhan psikologis yang lebih dalam, sangat membebaskan pasangan dari beban berusaha 'memperbaiki' hal yang sebenarnya bersifat simbolis atau berakar dalam. Oleh karena itu, fokus pada empati dan komunikasi terbuka untuk mengenali kebutuhan tersebut adalah kunci agar hubungan tetap harmonis meski ada perbedaan yang mendalam."

Prediksi Kami

Ke depan, pasangan yang memahami bahwa konflik berulang adalah hal biasa dan belajar mengenali kebutuhan emosional di balik konflik akan lebih mampu membangun hubungan yang sehat dan tahan lama, meskipun perbedaan dan masalah terus muncul.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan konflik perpetual dalam hubungan?
A
Konflik perpetual dalam hubungan adalah konflik yang muncul berulang kali meskipun sudah dibahas dan diselesaikan sebelumnya.
Q
Mengapa pasangan seringkali merasa terjebak dalam siklus konflik?
A
Pasangan sering merasa terjebak dalam siklus konflik karena mereka sering berfokus pada isu permukaan dan tidak memahami kebutuhan psikologis yang lebih dalam.
Q
Apa yang ditemukan oleh John Gottman tentang konflik dalam hubungan?
A
John Gottman menemukan bahwa 69% dari konflik dalam hubungan adalah konflik yang bersifat perpetual dan tidak dapat diselesaikan secara permanen.
Q
Apa yang merupakan penyebab utama dari konflik yang berulang?
A
Penyebab utama dari konflik yang berulang sering kali adalah kebutuhan psikologis yang terancam, seperti kebutuhan akan otonomi atau keterhubungan.
Q
Bagaimana cara pasangan dapat mengatasi konflik yang bersifat gridlock?
A
Pasangan dapat mengatasi konflik yang bersifat gridlock dengan memahami makna di balik konflik tersebut dan menerapkan praktik komunikasi yang lebih efektif.