Menjaga Ketangguhan Operasional saat AI Otomatisasi Mengambil Alih
Courtesy of Forbes

Menjaga Ketangguhan Operasional saat AI Otomatisasi Mengambil Alih

Memberikan pemahaman tentang pentingnya kesiapan dan tata kelola saat mengintegrasikan AI otomatisasi yang mendalam agar organisasi tetap tangguh dan mampu bertahan saat sistem AI gagal.

21 Nov 2025, 20.30 WIB
295 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Otomatisasi tanpa persiapan dapat menciptakan kerentanan operasional.
  • Penting untuk memiliki batasan dan pengawasan dalam penerapan sistem AI.
  • Resiliensi organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk bertindak ketika AI gagal.
Australia - Banyak organisasi modern mengadopsi teknologi AI generatif dan agen otonom untuk mempercepat proses kerja dan pengambilan keputusan. Namun, ketika sistem AI ini gagal, dampaknya bisa sangat besar, apalagi jika manusia tidak siap mengambil alih kembali kendali.
Ada beberapa contoh kegagalan AI di dunia nyata, seperti serangan malware di Saudi Aramco yang melumpuhkan operasi, AI Facebook yang menciptakan bahasa sendiri sehingga tidak dapat dimengerti manusia, serta kesalahan AI dalam laporan Deloitte Australia yang menyertakan data palsu.
Untuk mencegah kerusakan yang meluas akibat kegagalan AI, sangat penting untuk memasang batasan operasional yang jelas, menyediakan titik pemeriksaan manusia, dan membuat sistem pemutus otomatis yang efektif agar bisa segera mengendalikan situasi.
Selain itu, terlalu tergantung pada AI dapat membuat kemampuan manusia dalam mengambil keputusan kritis menurun. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu melatih dan melibatkan manusia supaya tetap waspada dan mampu menangani masalah jika AI gagal.
Di Arcus Power, AI hanya digunakan untuk membantu analis, dengan pengawasan manusia yang ketat agar keputusan yang diambil tetap dapat dipercaya. Organisasi yang berhasil adalah mereka yang bisa menggabungkan inovasi AI dengan kesiapan operasional manusia, memastikan bisnis terus berjalan saat teknologi berhenti berfungsi.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/21/the-overlooked-requirement-in-automation-human-resilience/

Analisis Ahli

Andrew Ng
"AI harus dipakai sebagai alat augmentasi manusia, bukan pengganti, agar kemampuan kritis manusia tetap berkembang dan risiko kegagalan bisa diminimalisir."
Fei-Fei Li
"Kepercayaan pada AI hanya bisa dibangun dengan transparansi, interpretabilitas, dan pengawasan manusia yang ketat pada sistem otomatis."

Analisis Kami

"Penggunaan AI sebagai alat bantu analisis harus diimbangi dengan sistem pengawasan dan intervensi manusia yang jelas untuk menghindari dampak buruk dari kegagalan sistem. Organisasi harus melihat AI bukan hanya sebagai solusi otomatis, tetapi sebagai kemitraan yang memerlukan kontrol manusia agar terus adaptif dan tangguh."

Prediksi Kami

Di masa depan, organisasi yang gagal menjaga keseimbangan antara otomatisasi AI dan kesiapan manusia akan menghadapi gangguan operasional besar yang bisa merugikan secara finansial dan reputasi.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tanggung jawab baru yang dihadapi pemimpin terkait dengan AI?
A
Pemimpin harus memastikan kemampuan untuk beroperasi ketika teknologi tidak lagi membantu.
Q
Mengapa penting untuk memiliki sistem pengawasan dalam otomatisasi?
A
Sistem pengawasan memberikan visibilitas dan kemampuan untuk menghentikan proses jika ada yang tidak beres.
Q
Apa contoh dari kegagalan AI yang disebutkan dalam artikel?
A
Contoh kegagalan AI termasuk serangan Shamoon di Saudi Aramco dan bot negosiasi Facebook.
Q
Bagaimana cara organisasi dapat menjaga resiliensi saat menggunakan AI?
A
Organisasi dapat menjaga resiliensi dengan melakukan simulasi kegagalan dan mempertahankan kapasitas tim.
Q
Apa yang dilakukan Arcus Power untuk memastikan AI mendukung analisis?
A
Arcus Power menggunakan AI untuk mendukung analisis dan memastikan manusia tetap terlibat dalam pengambilan keputusan.