
Courtesy of CNBCIndonesia
Waspada! Modus Penipuan Siber Memanfaatkan WhatsApp dan Email Palsu
Memberikan informasi kepada pembaca mengenai berbagai modus kejahatan siber terbaru yang memanfaatkan pesan dan email palsu, sehingga pembaca dapat lebih waspada dan melindungi diri dari serangan tersebut.
20 Nov 2025, 07.45 WIB
45 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pentingnya waspada terhadap penipuan yang menggunakan teknik rekayasa sosial.
- Perusahaan harus meningkatkan kesadaran karyawan tentang ancaman kejahatan siber.
- Keamanan data harus menjadi prioritas untuk melindungi informasi sensitif dari serangan.
Jakarta, Indonesia - Kejahatan siber semakin marak dengan pelaku yang menggunakan aplikasi populer seperti WhatsApp dan Gmail untuk menjebak korban. Mereka sering kali mengirim pesan atau email palsu yang terlihat seperti berasal dari sumber resmi, seperti dukungan teknis atau manajer perusahaan. Hal ini menyebabkan banyak pegawai perusahaan menjadi sasaran penipuan.
Salah satu modus yang sering digunakan adalah mengaku dari dukungan teknis dan menelepon karyawan perusahaan pada akhir pekan. Mereka mengaku menemukan aktivitas aneh di komputer kerja dan meminta karyawan mengirimkan kredensial login agar bisa ‘memperbaiki’ masalah dari jarak jauh. Modus ini makin berkembang ketika pandemi COVID-19 membuat banyak orang bekerja dari rumah.
Ada juga penipuan yang menyamar sebagai CEO atau manajer penting dengan tujuan mengirimkan lampiran berbahaya atau permintaan mendesak untuk menarik perhatian dan mengelabui korban agar mengirimkan uang atau data sensitif. Mereka menggunakan teknik rekayasa sosial agar korban percaya dan melakukan apa yang mereka minta.
Selain itu, penyerang juga bisa membajak percakapan bisnis dengan menggunakan domain yang mirip dan email yang dicuri dari web gelap. Ini membuat serangan terasa sangat meyakinkan dan memudahkan mereka untuk meminta data bank atau uang dari korban. Terkadang, mereka juga mengirim permintaan data palsu dengan menyamar sebagai lembaga penegak hukum yang resmi.
Untuk menghadapi ancaman ini, penting bagi perusahaan dan individu untuk selalu waspada, mengenali ciri-ciri penipuan, serta memperkuat sistem keamanan siber. Edukasi tentang modus penipuan terbaru dan penggunaan teknologi keamanan dapat membantu melindungi diri dari serangan yang berpotensi merugikan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251119235405-37-686797/ramai-rampok-di-whatsapp-dan-gmail-ini-modus-chat-dan-email-penipu
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251119235405-37-686797/ramai-rampok-di-whatsapp-dan-gmail-ini-modus-chat-dan-email-penipu
Analisis Ahli
Bruce Schneier
"Serangan berbasis rekayasa sosial ini menekankan bahwa keamanan bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal kesadaran manusia yang harus terus ditingkatkan."
Mikko Hypponen
"Pelaku kejahatan siber terus mencari celah dengan memanfaatkan kepercayaan dan ketidaktahuan korban, sehingga tiap individu dan organisasi harus lebih proaktif terhadap ancaman ini."
Analisis Kami
"Kejahatan siber ini menunjukkan bagaimana pelaku bisa sangat adaptif dengan keadaan, misalnya mengubah modus saat pandemi untuk memanfaatkan cara kerja baru. Pentingnya edukasi berkelanjutan dan penerapan protokol keamanan yang ketat semakin menjadi kunci utama dalam melindungi data dan aset perusahaan."
Prediksi Kami
Modus-modus kejahatan siber akan terus berevolusi dengan semakin canggihnya teknik rekayasa sosial dan teknologi yang digunakan, sehingga perusahaan dan individu harus lebih waspada dan memperkuat keamanan siber mereka.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa saja modus kejahatan siber yang dijelaskan dalam artikel?A
Modus kejahatan siber yang dijelaskan termasuk mengaku sebagai dukungan teknis, panggilan palsu dari CEO, pembajakan percakapan, dan permintaan data dari pihak berwajib.Q
Bagaimana penjahat siber menyamar sebagai dukungan teknis?A
Penjahat siber menyamar sebagai dukungan teknis dengan menghubungi karyawan dan mengklaim mendeteksi aktivitas mencurigakan pada komputer mereka.Q
Apa tujuan dari serangan kompromi email bisnis (BEC)?A
Tujuan dari serangan kompromi email bisnis (BEC) adalah untuk menguras uang korban dengan menyamar sebagai manajer atau CEO dan meminta tindakan darurat.Q
Mengapa permintaan data dari pihak berwajib menjadi tren baru?A
Permintaan data dari pihak berwajib menjadi tren baru karena penyerang dapat memanfaatkan situasi darurat untuk mendapatkan informasi dari penyedia layanan.Q
Apa yang dilakukan penyerang dalam pembajakan percakapan?A
Dalam pembajakan percakapan, penyerang masuk dalam korespondensi bisnis dengan menyamar sebagai karyawan dan menggunakan domain yang mirip untuk menipu korban.



