Kenapa Model Harga Per-User di SaaS Tetap Bertahan Meski Banyak Dikritik
Courtesy of Forbes

Kenapa Model Harga Per-User di SaaS Tetap Bertahan Meski Banyak Dikritik

Menjelaskan mengapa model harga per-seat masih menjadi pilihan utama di SaaS meskipun banyak dikritik, dengan fokus pada keuntungan prediktabilitas dan bagaimana hal tersebut mempermudah budgeting serta perilaku pelanggan.

15 Nov 2025, 01.15 WIB
274 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Model harga per pengguna memberikan prediktabilitas biaya yang penting bagi perusahaan.
  • Harga berbasis penggunaan hanya efektif jika penggunaan langsung berkaitan dengan nilai yang diberikan.
  • Perusahaan sering kali lebih memilih model harga yang mudah dipahami daripada yang adil secara teori.
Banyak perusahaan SaaS seperti Slack, Microsoft Teams, dan Google Workspace menggunakan model harga per-seat atau per pengguna. Meskipun banyak orang mengeluh bahwa model ini tidak adil dan ketinggalan zaman, model ini tetap dipertahankan karena memberikan kemudahan dalam prediksi biaya yang akan dikeluarkan setiap bulan oleh perusahaan.
Model harga berbasis penggunaan terdengar ideal karena penggunanya hanya membayar sesuai dengan apa yang mereka gunakan. Contohnya seperti layanan AWS dan Twilio. Namun, untuk sebagian besar software bisnis, sulit menentukan nilai dari setiap unit penggunaan, misalnya berapa nilai satu pesan yang dikirim di Slack atau berapa nilai sebuah pencarian di aplikasi komunikasi.
Banyak perusahaan yang mencoba pricing berbasis penggunaan untuk software mereka gagal, seperti startup yang mengenakan biaya per tugas di alat manajemen proyek dan akhirnya membuat pengguna mengurangi jumlah tugas yang dibuat demi menekan biaya. Ini menunjukkan bahwa harga berbasis penggunaan tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari penggunaan software tersebut.
Model per-seat pricing sederhana karena hanya menghitung jumlah pengguna yang menggunakan software. Hal ini membantu tim keuangan perusahaan dalam menganggarkan biaya tanpa kejutan dan membantu pengguna merasa bebas menggunakan produk tanpa memikirkan biaya tambahan setiap kali menggunakan fitur tertentu.
Negosiasi harga dalam model per-seat juga kerap terjadi, terutama untuk pelanggan besar yang mendapatkan potongan besar dan terkadang lisensi tidak terpakai. Namun, ini tetap memberikan pendapatan yang dapat diprediksi bagi perusahaan SaaS dan memungkinkan pertumbuhan pendapatan yang berjalan seiring dengan pertambahan karyawan pelanggan.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/14/the-saas-pricing-model-that-everyone-seems-to-hate-and-why-it-works/

Analisis Ahli

Ishaan Agarwal
"Per-seat pricing memungkinkan prediktabilitas yang penting dalam penganggaran perusahaan, dan meskipun ada kritik, model ini tetap menjadi favorit karena kemudahannya dalam pemahaman dan manajemen."

Analisis Kami

"Sebagai model yang sudah teruji waktu, per-seat pricing memang bukan yang paling adil dari sisi harga pemakaian, tapi kepraktisannya tak tertandingi untuk manajemen keuangan perusahaan. Perusahaan SaaS sebaiknya fokus mengedukasi pelanggan tentang nilai penggunaan bukan hanya berfokus pada struktur harga, agar hubungan bisnis tetap menguntungkan dan transparan."

Prediksi Kami

Model harga per-seat akan tetap dominan dalam industri SaaS karena kebutuhan bisnis akan prediktabilitas dan kemudahan budgeting lebih penting daripada keadilan absolut atau harga berbasis penggunaan yang kompleks.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu harga per pengguna dalam perangkat lunak B2B?
A
Harga per pengguna adalah model di mana perusahaan perangkat lunak mengenakan biaya berdasarkan jumlah pengguna yang mengakses perangkat lunak tersebut.
Q
Mengapa banyak perusahaan masih menggunakan model harga per pengguna?
A
Perusahaan masih menggunakan model harga per pengguna karena prediktabilitas biaya dan kemudahan penganggaran yang ditawarkannya.
Q
Apa keuntungan dari model harga per pengguna?
A
Keuntungan dari model harga per pengguna termasuk pertumbuhan otomatis dan pemahaman yang mudah tentang biaya bagi pelanggan.
Q
Mengapa harga berbasis penggunaan tidak selalu efektif untuk perangkat lunak?
A
Harga berbasis penggunaan tidak selalu efektif karena sulitnya mengukur nilai dari penggunaan, seperti dalam kasus aplikasi komunikasi.
Q
Apa yang terjadi ketika perusahaan mencoba model harga alternatif?
A
Ketika perusahaan mencoba model harga alternatif, seringkali mereka kembali ke harga per pengguna karena kompleksitas dan ketidakpastian yang dihadapi.