
Courtesy of TheJakartaPost
Menghadirkan AI Bertanggung Jawab untuk Transformasi Keuangan di Indonesia
Mendorong adopsi AI yang bertanggung jawab dan inklusif dalam sektor keuangan Indonesia sebagai fondasi memperkuat kepercayaan konsumen, mendorong inovasi, dan menghadapi risiko keamanan siber yang semakin kompleks.
07 Nov 2025, 11.23 WIB
296 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan akses dan efisiensi dalam sektor keuangan di Indonesia.
- Regulasi dan tata kelola yang baik diperlukan untuk memastikan penggunaan kecerdasan buatan yang bertanggung jawab dan aman.
- Kepercayaan konsumen adalah kunci untuk keberhasilan penerapan kecerdasan buatan dalam layanan keuangan.
Jakarta, Indonesia - Kecerdasan buatan (AI) kini menjadi kekuatan utama yang mengubah cara dunia dalam melakukan perbankan, investasi, hingga pengamanan nilai. Dalam beberapa tahun terakhir, AI semakin banyak digunakan dalam industri keuangan Indonesia untuk meningkatkan akses layanan dan kematangan sistem perbankan nasional. Namun, di balik peluang besar ini, AI juga membawa risiko baru yang perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan masyarakat.
Adopsi AI, terutama jenis generatif, diperkirakan akan tumbuh pesat hingga 75 persen di sektor keuangan dalam beberapa tahun ke depan. AI telah digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti chatbots, penilaian kredit secara digital, deteksi fraud, dan trading algoritmik. Namun berkembangnya teknologi juga memberi ruang bagi penipuan yang semakin canggih, seperti pemalsuan suara dan video untuk melakukan penipuan finansial dengan kerugian besar yang sudah terjadi di Indonesia dan dunia.
Untuk menghadapi dinamika ini, regulator keuangan di Indonesia telah menyusun Kerangka Tata Kelola AI yang mengusung prinsip akuntabilitas, pengawasan manusia, dan keandalan sistem AI. Pendekatan ini bertujuan menjaga transparansi, keadilan, serta keamanan data agar AI dapat memberikan manfaat tanpa merusak kepercayaan masyarakat. Contoh seperti penerapan AI pada layanan perbankan digital dan sistem pembayaran massal sangat bergantung pada kepercayaan pengguna terhadap teknologi tersebut.
Keberhasilan digitalisasi keuangan dan inklusi yang telah naik lebih dari dua kali lipat dalam satu dekade di Indonesia harus didukung oleh penggunaan AI yang bertanggung jawab. Semua pihak, mulai dari pemerintah dan regulator, hingga bank, penyedia infrastruktur teknologi, serta konsumen, memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem AI yang sehat dan berkelanjutan. Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci agar AI tidak hanya mempercepat inovasi tapi juga menjaga keamanan dan kemanusiaan dalam layanan keuangan.
Bersama dengan kerangka regulasi yang terus diperbarui dan kesadaran masyarakat yang meningkat, Indonesia berpotensi menjadi pelopor di kawasan Asia Tenggara dalam pemanfaatan AI secara bertanggung jawab di sektor keuangan. Transformasi ini membuka peluang besar untuk inklusi yang lebih luas, inovasi produk yang lebih cepat, dan pengelolaan risiko yang lebih cermat, sehingga menciptakan ekosistem finansial digital yang kuat dan terpercaya.
Referensi:
[1] https://www.thejakartapost.com/business/2025/11/07/responsible-ai-needs-shared-responsibility-to-safeguard-trust.html
[1] https://www.thejakartapost.com/business/2025/11/07/responsible-ai-needs-shared-responsibility-to-safeguard-trust.html
Analisis Ahli
Tushar Agarwal
"AI harus diadopsi dengan prinsip tanggung jawab yang kuat untuk menjamin keamanan dan inklusivitas dalam transformasi digital sektor keuangan di Asia Tenggara."
Kanchanat U-chukanokkun
"Kolaborasi lintas pemangku kepentingan dan penerapan kerangka kerja AI yang jelas merupakan kunci agar inovasi AI dapat berlangsung dengan aman dan berkelanjutan."
Analisis Kami
"Pemanfaatan AI dalam sektor finansial memang membawa efisiensi besar, tapi tanpa tata kelola yang ketat dan edukasi yang luas, potensi penyalahgunaan bisa mengikis kepercayaan publik secara cepat. Indonesia harus cepat mengintegrasikan prinsip transparansi dan keadilan dalam implementasi AI agar inovasi tidak berbalik menjadi risiko sistemik."
Prediksi Kami
Dengan regulasi yang proaktif dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, Indonesia akan menjadi pemimpin regional dalam penerapan AI bertanggung jawab di sektor keuangan, sekaligus menurunkan kerentanan terhadap penipuan digital yang semakin canggih.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak utama dari adopsi kecerdasan buatan dalam sektor keuangan di Indonesia?A
Dampak utama dari adopsi kecerdasan buatan dalam sektor keuangan di Indonesia adalah peningkatan akses keuangan dan efisiensi operasional. Selain itu, kecerdasan buatan juga membantu dalam manajemen risiko dan pengalaman pelanggan.Q
Bagaimana OJK berperan dalam regulasi kecerdasan buatan?A
OJK berperan dalam regulasi kecerdasan buatan dengan meluncurkan kerangka kerja tata kelola AI untuk perbankan, yang mencakup prinsip-prinsip akuntabilitas, pengawasan manusia, dan keandalan.Q
Apa tantangan yang dihadapi oleh sektor keuangan terkait dengan kecerdasan buatan?A
Tantangan yang dihadapi oleh sektor keuangan terkait dengan kecerdasan buatan termasuk risiko penipuan yang semakin canggih dan potensi bias dalam model kredit. Selain itu, ada juga masalah perlindungan data dan privasi.Q
Apa contoh penggunaan kecerdasan buatan yang positif dalam layanan keuangan?A
Contoh penggunaan kecerdasan buatan yang positif dalam layanan keuangan termasuk penggunaan chatbot untuk layanan pelanggan, sistem deteksi penipuan, dan pemodelan kredit yang lebih akurat.Q
Mengapa kepercayaan konsumen penting dalam penerapan kecerdasan buatan?A
Kepercayaan konsumen penting dalam penerapan kecerdasan buatan karena tanpa kepercayaan, konsumen akan ragu untuk terlibat dalam layanan keuangan yang menggunakan teknologi ini.

