Courtesy of CNBCIndonesia

Penelitian Ungkap Beragam Pengalaman Orang Saat Mendekati Kematian

Memberikan pemahaman tentang beragam pengalaman mendekati kematian (NDE) yang dialami manusia dari berbagai latar belakang budaya dan aspek fisik, serta bagaimana pengalaman tersebut terbentuk berdasarkan kondisi fisik otak dan persepsi visual.

13 Nov 2025, 07.35 WIB

152 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Pengalaman mendekati kematian bervariasi dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya.
Penelitian mengidentifikasi berbagai bentuk ruang yang dialami selama NDE.
Ada hubungan antara keadaan fisik dan pengalaman mendekati kematian yang dialami oleh individu.

Jakarta, Indonesia - Banyak orang ingin tahu tentang apa yang terjadi saat mendekati kematian. Penelitian terbaru mencoba menjawab dengan mewawancarai 48 orang yang mengalami pengalaman mendekati kematian atau Near-Death Experience (NDE). NDE adalah pengalaman luar biasa yang sering mengubah hidup seseorang, terjadi pada saat situasi mengancam jiwa seperti serangan jantung.

Hasil wawancara menunjukkan pengalaman NDE sangat beragam. Beberapa orang melihat sosok seperti Yesus, berada di terowongan panjang atau melihat cahaya terang, bahkan bertemu dengan orang yang sudah meninggal. Ada yang merasakan berada dalam gelembung cahaya besar atau melihat lubang hitam serta dimensi lain seperti dalam sebuah matriks.

France Lerner, penulis utama penelitian dari Beijing Institute of Mathematical Sciences and Applications, mengatakan latar belakang budaya juga memengaruhi bagaimana seseorang mengalami NDE. Ini menunjukkan pengalaman tersebut terkait tidak hanya dengan kondisi fisik tapi juga unsur budaya dan kepercayaan yang dianut individu.

Penelitian menemukan bahwa pengalaman NDE terkait dengan gangguan koherensi visual dan fisik di otak yang menciptakan empat bentuk ruang visual berbeda dalam pengalaman mendekati kematian. Dari bentuk kerucut sempit hingga bentuk elipsoidal 360 derajat penuh, bahkan ada perkembangan bentuk pengalaman seiring waktu.

Penemuan ini membantu menjelaskan mengapa pengalaman NDE sangat beragam dan memberikan dasar ilmiah tentang bagaimana otak memproses pengalaman mendalam saat kondisi kritis. Temuan ini bisa membuka jalan untuk penelitian medis dan psikologis baru yang menggabungkan aspek fisik dan budaya dalam memahami kesadaran manusia.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251113071055-37-684779/studi-ini-ungkap-apa-yang-dialami-manusia-saat-sakaratul-maut

Analisis Ahli

Sam Parnia

"NDE adalah pengalaman yang kompleks dan melibatkan interaksi otak dan kesadaran, sehingga perlu pendekatan ilmiah dan spiritual yang bersifat terbuka."

Bruce Greyson

"Fenomena NDE memiliki pola universal namun juga variasi individual yang sangat bergantung pada latar belakang budaya dan kondisi medis pasien."

Analisis Kami

"Penelitian ini membuka wawasan penting bahwa pengalaman mendekati kematian bukanlah fenomena seragam, melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya dan kondisi fisik otak. Ini menunjukkan bahwa kita harus melihat fenomena NDE secara multidisipliner supaya bisa lebih memahami aspek biologis dan psikologisnya secara menyeluruh."

Prediksi Kami

Penelitian lebih lanjut akan mengembangkan pemahaman tentang hubungan antara kondisi fisiologis otak dan pengalaman spiritual mendekati kematian, yang bisa memperluas wawasan medis dan psikologis tentang kesadaran manusia dalam kondisi kritis.

Pertanyaan Terkait

Apa itu pengalaman mendekati kematian (NDE)?

Pengalaman mendekati kematian (NDE) adalah pengalaman intens yang sering dialami seseorang saat berada dalam situasi yang mengancam jiwa.

Apa yang ditemukan dalam penelitian tentang NDE?

Penelitian menemukan bahwa tidak ada pengalaman NDE yang sama, dan latar belakang budaya memengaruhi pengalaman tersebut.

Bagaimana latar belakang budaya mempengaruhi pengalaman NDE?

Latar belakang budaya seseorang berdampak pada bagaimana mereka mengalami NDE dan apa yang mereka lihat.

Apa saja bentuk ruang yang ditemukan dalam pengalaman NDE?

Ada empat jenis ruang dalam pengalaman NDE, termasuk bentuk A (pemandangan kerucut), bentuk B dan C (elips atau lengkung), serta bentuk C5 (elipsoidal 360 derajat).

Siapa penulis utama penelitian ini?

Penulis utama penelitian ini adalah France Lerner dari Beijing Institute of Mathematical Sciences and Applications.