Courtesy of CNBCIndonesia
Memahami Near-Death Experience: Bagaimana Otak Menghasilkan Halusinasi Saat Hampir Meninggal
Menjelaskan fenomena near-death experience (NDE) dari sudut pandang neurofisiologis dan psikologi evolusioner.
21 Apr 2025, 07.35 WIB
167 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- NDE dapat dijelaskan melalui teori neurofisiologi dan psikologi evolusioner.
- Kondisi fisik seperti penurunan kadar oksigen dan peningkatan karbon dioksida berkontribusi pada NDE.
- Neurotransmiter memainkan peran penting dalam pengalaman halusinasi dan perasaan damai selama NDE.
Jakarta, Indonesia - Fenomena mendekati kematian atau near-death experience (NDE) sering diikuti dengan halusinasi. Para ilmuwan berusaha menjelaskan kondisi ini dengan menggunakan teori psikologi evolusioner neurofisiologis. Mereka menggambarkan NDE sebagai episode kesadaran terputus saat menghadapi ancaman fisik yang aktual atau potensial.
NDE dimulai saat kadar oksigen di otak turun dan konsentrasi karbon dioksida meningkat, menyebabkan asidosis serebral. Kondisi ini memicu peningkatan rangsangan saraf pada bagian otak utama seperti temporoparietal dan lobus oksipital. Selain itu, pelepasan neurotransmiter endogen secara masif juga terjadi, menghasilkan ciri-ciri NDE seperti halusinasi visual yang jelas dan perasaan damai mendalam.
Penelitian ini mencatat bahwa NDE umum terjadi pada orang-orang yang mengalami instrusi REM, di mana aktivitas otak terkait mimpi terjadi saat terjaga. Meskipun penelitian ini memberikan banyak wawasan, masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, seperti kombinasi apa yang memunculkan fenomena NDE.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250421062055-37-627310/penelitian-ungkap-apa-yang-dirasakan-manusia-saat-sakaratul-maut
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250421062055-37-627310/penelitian-ungkap-apa-yang-dirasakan-manusia-saat-sakaratul-maut
Analisis Ahli
Dr. Bruce Greyson
"NDE adalah fenomena yang kompleks yang tidak hanya bisa dijelaskan dengan neurokimia, tetapi juga aspek psikologis dan eksistensial yang mendalam."
Dr. Sam Parnia
"Pendekatan neurofisiologis membuka peluang baru untuk memahami bagaimana otak bereaksi dalam kondisi kritis, dan hal ini penting untuk pengembangan pengobatan medis."
Analisis Kami
"Saya melihat bahwa pendekatan neurofisiologis dalam menjelaskan NDE sangat menjanjikan karena menghubungkan kondisi fisik otak dengan pengalaman subjektif yang intens. Namun, masih diperlukan studi yang lebih luas dan interdisipliner untuk memahami elemen psikologis dan spiritualnya agar penjelasan lebih komprehensif."
Prediksi Kami
Penelitian di masa depan akan semakin mengidentifikasi kombinasi spesifik neurotransmiter dan aktivitas otak yang memicu near-death experience, memungkinkan pengembangan terapi baru untuk gangguan kesadaran dan pengalaman mistis.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan pengalaman mendekati kematian (NDE)?A
Pengalaman mendekati kematian (NDE) adalah episode kesadaran terputus saat menghadapi ancaman fisik yang aktual atau potensial.Q
Apa yang menyebabkan terjadinya NDE menurut penelitian?A
NDE terjadi saat kadar oksigen di otak turun dan konsentrasi karbon dioksida meningkat, menyebabkan asidosis serebral.Q
Apa peran neurotransmiter dalam fenomena NDE?A
Neurotransmiter seperti serotonin, endorfin, GABA, dan dopamin berperan dalam menciptakan halusinasi dan perasaan damai selama NDE.Q
Bagaimana instrusi REM terkait dengan NDE?A
Instrusi REM adalah keadaan di mana aktivitas otak terkait mimpi terjadi saat terjaga, yang berkaitan dengan fitur utama NDE.Q
Apa saja ciri-ciri yang umum terjadi pada NDE?A
Ciri-ciri umum NDE termasuk persepsi cahaya yang tidak biasa, euforia, dan sensasi keluar dari tubuh.