Courtesy of YahooFinance

Mengapa Harga Bitcoin Turun Saat Pasar Saham Menguat dan Kabar Perdagangan Positif

Menjelaskan mengapa harga Bitcoin menurun meskipun kondisi pasar dan berita geopolitik mendukung, serta menyoroti peran penting aliran modal institusional yang melemah pada penurunan tersebut.

29 Okt 2025, 18.08 WIB

53 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Bitcoin mengalami penurunan harga meskipun ada berita positif dari pasar tradisional.
Aliran kapital institusional ke dalam ETF Bitcoin menunjukkan tanda-tanda stagnasi.
Sentimen beli yang lemah mengindikasikan bahwa pasar cryptocurrency rentan terhadap penurunan harga.

Korea Selatan - Harga Bitcoin turun drastis lebih dari 3% pada hari Selasa, kembali ke level sekitar Rp 1.84 miliar ($112,000) setelah sempat melewati Rp 1.91 miliar ($116,000) . Penurunan ini terjadi meski ada berita positif dari segi geopolitik dan pasar saham yang justru mencapai rekor tertinggi. Penurunan harga ini membuat banyak investor bertanya-tanya mengapa Bitcoin melemah di tengah situasi yang seharusnya mendukung kenaikan.

Pada saat harga Bitcoin turun, Ethereum juga mengalami penurunan lebih tajam sekitar 4%. Sementara itu, indeks saham utama di Amerika seperti Nasdaq 100 dan S&P 500 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan saham biasanya menjadi indikator positif bagi Bitcoin, karena keduanya sering bergerak seiring, tapi kali ini Bitcoin justru bergerak berlawanan arah.

Berita positif datang dari persiapan terakhir untuk pertemuan puncak AS-China di Korea Selatan, termasuk harapan perjanjian dagang yang bagus dan potensi penurunan tarif impor. Kondisi geopolitik yang membaik ini biasanya meningkatkan kepercayaan pasar secara umum, tetapi pasar kripto justru menunjukkan tekanan jual yang kuat.

Data dari platform seperti CoinGecko dan Glassnode mengungkapkan bahwa aliran masuk modal institusional melalui US Spot Bitcoin ETF tidak sebesar pada rally-rally sebelumnya. Walaupun ada dana sekitar Rp 3.29 triliun ($200 juta) masuk pada ETF, jumlah ini masih sangat kecil dibandingkan puncak akumulasi modal institusional yang pernah mencapai lebih dari 2.500 BTC per hari. Hal ini menandakan permintaan institusional masih belum cukup kuat.

Para analis menyimpulkan bahwa meskipun ada dukungan dasar yang menahan harga Bitcoin dari penurunan lebih parah, kekurangan dorongan modal institusional besar membuat Bitcoin sulit menembus resistance di Rp 1.91 miliar ($116,000) . Jika kondisi ini terus berlanjut, pasar Bitcoin mungkin akan rentan terhadap koreksi lebih lanjut sampai ada peningkatan signifikan dalam minat beli institusional.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/bitcoin-retreats-112k-institutional-demand-110802877.html

Analisis Ahli

Paul Kim

"Harga Bitcoin sangat terkait dengan aliran masuk ETF spot di AS dan stagnasi modal institusional menyebabkan kegagalan tembus resistance utama, menimbulkan risiko koreksi pasar lebih lanjut."

Analisis Kami

"Penurunan Bitcoin saat berita geopolitik positif menunjukkan bahwa sentimen institusional masih belum kuat dan pasar masih rentan terhadap tekanan jual. Untuk pemulihan yang signifikan, diperlukan dorongan modal institusional yang jauh lebih agresif, yang saat ini belum terlihat jelas."

Prediksi Kami

Jika aliran masuk modal institusional tetap stagnan atau menurun, Bitcoin kemungkinan akan terus mengalami tekanan harga dan sulit untuk mempertahankan level tertinggi di atas $116,000, sehingga peluang penurunan lebih lanjut tetap besar.